Dollar terkoreksi atas rivalnya setelah menyentuh level tertinggi
dalam empat tahun berkat data penjualan ritel dan sentimen konsumen AS
yang memuaskan. Tapi koreksi ini lebih bersifat teknikal karena kondisi
fundamental belum berubah.
Data Jumat lalu menunjukkan penjualan ritel AS tumbuh 0,3% selama
Oktober, di atas prediksi 0,2%.
Sedangkan sentimen konsumen menyentuh
level tertinggi dalam tujuh tahun berkat penurunan tingkat pengangguran
dan harga BBM yang mengangkat kepercayaan akan kondisi dan prospek
ekonomi ke depan.
Indeks sentimen konsumen hasil survei Thomson
Reuters/University of Michigan naik ke 89,4 di Oktober, tertinggi sejak
Juli 2007, dari 86,9.
Berkat kedua data itu, dollar langsung terangkat, namun gagal
mempertahankan penguatannya.Dollar sudah menguat selama empat bulan
sampai Oktober. Untuk bulan ini masih terlihat flat. Hal ini bisa
dianggap sebagai indikasi dollar akan terkoreksi dulu sebelum
melanjutkan tren penguatannya. Para analis dan strategis memperkirakan,
dengan keunggulan performa ekonomi dan prospek kebijakan moneter,
dollar berpeluang terus menguat.
Indeks dollar koreksi 0,2% Jumat lalu setelah menyentuh 88,34 atau
tertinggi sejak 2010. Terhadap yen, dollar berhasil menyentuh 116,81
yang merupakan tertinggi dalam tujuh tahun. Beberapa analis
memperkirakan target selanjutnya adalah 118. Terhadap franc, dollar
melemah 0,2% ke 0,9587 Jumat lalu, setelah gagal melampaui high minggu
lalu 0,9740.
John Mauldin, ketua Mauldin Economics, mengatakan dollar akan semakin
kuat terhadap hampir semua mata uang. Ia meyakini greenback akan terus
menguat, bahkan dari yang diperkirakan. Kemarin, Presiden the Fed
distrik Eric Rosengren mengatakan apresiasi dollar merupakan pertanda
pemulihan ekonomi AS, dan tidak melihat adanya perang mata uang karena
kondisi ekonomi saat ini berbeda-beda.
Dollar terus menguat karena keunggulan prospek kebijakan moneter AS
dari negara maju lainnya. Bank sentral Eropa dan Jepang melonggarkan
kebijakan untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah deflasi.
Belum lama,
BOJ menambah program pembelian obligasinya, yang membuat yen jatuh ke
level terendah dalam tujuh tahun. Data hari ini menunjukkan PDB Jepang
kontraksi 1,6% selama kuartal ketiga, menyebabkan ekonomi Jepang
terjerumus ke resesi.
ECB diperkirakan akan meluncurkan Quantitative Easing (QE) seiring
rendahnya pertumbuhan dan inflasi.
Data Jumat lalu menunjukkan PDB zona
euro kuartal ketiga tumbuh 0,2% per kuartal dan 0,8% per tahun, di atas
prediksi 0,1% dan 0,7%. Sedangkan PDB Jerman tumbuh 0,1% per kuartal dan
1,2% per tahun.
Semua data itu mengindikasikan zona euro masih bisa
menghindari resesi, untuk sementara. Meski begitu, kondisi itu belum
melepaskan tekanan dari ECB untuk melonggarkan kebijakannya. Euro
menguat 0,1% ke $1,2525 Jumat lalu, melanjutkan upaya menjauhi level
terendah dalam empat tahun yang dicapai 7 Nopember lalu.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar