BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Senin, 17 November 2014

Dollar Koreksi Pasca Data Ritel, Konsumen

Dollar terkoreksi atas rivalnya setelah menyentuh level tertinggi dalam empat tahun berkat data penjualan ritel dan sentimen konsumen AS yang memuaskan. Tapi koreksi ini lebih bersifat teknikal karena kondisi fundamental belum berubah.

Data Jumat lalu menunjukkan penjualan ritel AS tumbuh 0,3% selama Oktober, di atas prediksi 0,2%.

Sedangkan sentimen konsumen menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun berkat penurunan tingkat pengangguran dan harga BBM yang mengangkat kepercayaan akan kondisi dan prospek ekonomi ke depan.

Indeks sentimen konsumen hasil survei Thomson Reuters/University of Michigan naik ke 89,4 di Oktober, tertinggi sejak Juli 2007, dari 86,9.

Berkat kedua data itu, dollar langsung terangkat, namun gagal mempertahankan penguatannya.Dollar sudah menguat selama empat bulan sampai Oktober. Untuk bulan ini masih terlihat flat. Hal ini bisa dianggap sebagai indikasi dollar akan terkoreksi dulu sebelum melanjutkan tren penguatannya. Para analis dan strategis memperkirakan, dengan keunggulan performa ekonomi dan prospek kebijakan moneter,  dollar berpeluang terus menguat.

Indeks dollar koreksi 0,2% Jumat lalu setelah menyentuh 88,34 atau tertinggi sejak 2010. Terhadap yen, dollar berhasil menyentuh 116,81 yang merupakan tertinggi dalam tujuh tahun. Beberapa analis memperkirakan target selanjutnya adalah 118. Terhadap franc, dollar melemah 0,2% ke 0,9587 Jumat lalu, setelah gagal melampaui high minggu lalu 0,9740.

John Mauldin, ketua Mauldin Economics, mengatakan dollar akan semakin kuat terhadap hampir semua mata uang. Ia meyakini greenback akan terus menguat, bahkan dari yang diperkirakan. Kemarin, Presiden the Fed distrik Eric Rosengren mengatakan apresiasi dollar merupakan pertanda pemulihan ekonomi AS, dan tidak melihat adanya perang mata uang karena kondisi ekonomi saat ini berbeda-beda.

Dollar terus menguat karena keunggulan prospek kebijakan moneter AS dari negara maju lainnya. Bank sentral Eropa dan Jepang melonggarkan kebijakan untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah deflasi.

Belum lama, BOJ menambah program pembelian obligasinya, yang membuat yen jatuh ke level terendah dalam tujuh tahun. Data hari ini menunjukkan PDB Jepang kontraksi 1,6% selama kuartal ketiga, menyebabkan ekonomi Jepang terjerumus ke resesi.

ECB diperkirakan akan meluncurkan Quantitative Easing (QE) seiring rendahnya pertumbuhan dan inflasi.

Data Jumat lalu menunjukkan PDB zona euro kuartal ketiga tumbuh 0,2% per kuartal dan 0,8% per tahun, di atas prediksi 0,1% dan 0,7%. Sedangkan PDB Jerman tumbuh 0,1% per kuartal dan 1,2% per tahun.

Semua data itu mengindikasikan zona euro masih bisa menghindari resesi, untuk sementara. Meski begitu, kondisi itu belum melepaskan tekanan dari ECB untuk melonggarkan kebijakannya. Euro menguat 0,1% ke $1,2525 Jumat lalu, melanjutkan upaya menjauhi level terendah dalam empat tahun yang dicapai 7 Nopember lalu.

Rekomendasi
 
EUR-USD
EUR SIGNAL 17-11-14

USD-JPY
JPY SIGNAL 17-11-14

GBP-USD
GBP SIGNAL 17-11-14

USD-CHF
CHF SIGNAL 17-11-14

AUD-USD
AUD SIGNAL 17-11-14

Tidak ada komentar: