Harga emas masih diperdagangkan dekat kisaran $1.200 hari ini setelah
kemarin anjlok sekitar 1% karena turunnya harga minyak serta penguatan
dollar, yang mengurangi daya tarik emas sebagai sarana lindung nilai.
Setelah rebound 5% di sesi sebelumnya, harga minyak kembali turun
menyusul adanya kesepakatan penambahan minyak Irak yang sudah oversupply
di pasar. Emas mengalami penurunan bersamaan dengan minyak setelah
adanya perkiraan bahwa penurunan harga minyak bisa mengurangi tekanan
inflasi. Selama ini emas dipandang sebagai sarana lindung terhadap
inflasi.
Sementara itu, penguatan dollar juga mengurangi daya tarik emas ditengah
optimisme terhadap pandagan ekonomi AS. Dollar kembali menunjukkan
pamornya setelah komentar pejabat the Fed yang mengatakan bahwa harga
minyak mentah yang rendah akan memberikan dukungan positif terhadap
ekonomi AS.
Namun begitu, cadangan emas di SPDR Gold Trust, reksadana berbasis emas
terbesar dunia, justru mengalami kenaikan sebesar 0,33% menjadi 720,02
ton kemarin. Reksadana tersebut biasanya menjadi barometer minat beli
investor terhadap emas.
Sementara dari sisi teknikal, emas masih mampu bertahan di atas MA 10,
indikasi trend jangka pendek masih berpeluang bullish. Indikator
stochastic juga terlihat golden cross, mendukung adanya kenaikan. Harga
juga terlihat masih mampu bertahan di atas level support-nya di kisran
$1.185 – $1.190. Selama support tersebut bertahan, trend bullish jangka
pendek emas masih terjaga, dengan resistance terdekatnya saat ini berada
di kisaran $1.207 – $1.221.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar