Harga emas masih diperdagangkan dekat level terendah 5,5 tahun hari
ini, dan sedang menuju penurunan mingguan untuk keenan kalinya,
terpanjang sejak 1999. Penurnan ini dipicu oleh kuatnya data ekonomi AS
yang mendukung prospek kenaikan suku bunga tahun ini.
Saaat ini emas bersiap mengakhiri perdagangannya di bulan ini dengan
penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir, dimana resiko penurunan ke
depan masih bisa berlanjut.
Kemarin, harga emas mencatat level terendahnya di $1081,81 karena
penguatan dollar setelah data yang menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,3% di
kuartal kedua. Sementara PDB kuartal 1 direvisi tumbuh menjadi 0,6%
dari sebelumnya kontraksi 0,2%.
Meski angkanya tidak sesuai harapan, data ini dianggap mendukung prospek
kenaikan suku bunga the Fed.
Data itu menyusul pandangan optimis namun
hati-hati the Fed mengenai ekonomi AS, yang dipandang pasar bullish
untuk dollar. Menurut konsensus yang beredar, the Fed bisa menaikkan
suku bunga pada September atau Desember. Prospek kenaikan rate ini
mendorong yield obligasi AS tenor 10 tahun ke 2,27%. Kenaikan suku bunga
diyakini bakal mengurangi daya tarik asset non bunga, seperti emas.
Dari sisi teknikal, harga masih bergerak di bawah MA 10, indikasi trend
jangka pendek masih berpeluang bearish. Indikator stochastic serta
candlestick juga masih menunjukkan sinyal negatif. Harga sepertinya
masih bisa turun untuk menguji support di $1077,33.
Trend bearish berlanjut, jika support ditembus, dengan potensi penurunan
lanjutan menuju kisaran $1064 – $1052. Sementara itu, sinyal positif
akan muncul jika harga mampu bertahan di atas resistance terdekatnya di
$1100.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar