Saham
Asia bergerak variatif, dengan sebagian masih dalam zona merah menyusul
kejatuhan Wall Street yang tertekan oleh buruknya kinerja emiten dari
sektor teknologi.
Semalam,
tiga indeks utama di Wall Street tergelincir di tengah kekhawatiran
mengenai prospek kenaikan suku bunga the Fed dan kinerja keuangan
emiten. Meski ada emiten yang melaporkan kinerja memuaskan, yaitu Boeing
dan Coca Cola, laporan Apple dan Microsoft yang menimbulkan sentimen
negatif. Indeks Dow Jones melemah 0,38 % dan indeks S&P 500 turun
0,24%.
Saham Apple mencatat kejatuhan terbesar dalam 1,5 tahun setelah
produsen iPhone itu menyampaikan proyeksi yang di bawah prediksi.
Microsoft terjungkal setelah mengumumkan rugi bersih terbesar dalam
sejarahnya. Setelah penutupan bursa, American Express mengumumkan
kinerja yang di atas prediksi. Tapi Qualcomm menyampaikan proyeksi yang
mencemaskan dan berencana memangkas tenaga kerja.
Untuk nanti malam, laporan terjadwal antara lain Caterpillar dan
General Motors. Setelah penutupan bursa, ada Amazon dan AT&T. Sejauh
ini, baru 12% komponen S&P 500 yang sudah melaporkan kinerja.
Di Eropa, pemerintah Yunani mendapat cukup dukungan dari parlemen,
yang meloloskan pakrt reformasi untuk mendapat bailout. Dengan adanya
persetujuan parlemen, langkah berikutnya adalah Athena bisa
menegosiasikan bailout dengan kreditor. Dengan adanya prospek Yunani
mendapat bantuan finansial, mengurangi ketidakpastian yang berpotensi
menyebabkan gejolak.
Di Jepang, indeks Nikkei menguat 0,39%. Di Korsel, indeks Kospi
melemah 0,1% menjelang laporan keuangan Hyundai Motor. Di Hong Kong,
indeks Hang Seng menguat 0,31%. Indeks Shanghai menguat 0,63%. Indeks
Singapura STI menanjak 0,34%. Di Indonesia, IHSG melemah 0,26%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar