BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Rabu, 22 Juni 2011

Pengetatan, pil pahit Yunani

Perdana Menteri George Papandreou berhasil melewati rintangan pertama, yaitu kabinet baru bentukannya mendapat persetujuan dari parlemen. Pemerintah berhasil memenangkan kepercayaan parlemen melalui hasil voting 155 banding 143.

Namun tugasnya belum usai karena ia harus meyakinkan parlemen untuk menyetujui rencana pengetatan tambahan, kenaikan pajak dan penjualan aset negara, yang merupakan syarat untuk mendapatkan bailout.

Keberhasilan memenangkan voting diperkirakan memperbesar peluang pemerintah mendapatkan persetujuan atas rencana pengetatannya. Menteri Keuangan Yunani yang baru Evangelos Venizelos mengatakan pihaknya akan mempercepat voting rancangan pengetatan dan legislasinya paling tidak akhir bulan ini.

Papandreou akan bertemu anggota kabinetnya hari ini untuk membahas rancangan pengetatan. Ia akan bertemu pejabat Eropa di Brussel besok yang untuk membahas bantuan finansial untuk Yunani.

Saat ini, dunia mengamati apakah Yunani bisa mengimplementasikan program pengetatannya. Dunia cemas bukan karena Yunani ekonomi penting. Dunia takut bila Yunani default akan memberikan efek domino.

Tidak ada yang tahu pasti seberapa besar dampak yang akan dihasilkan default Yunani. Tapi yang pasti, bila terjadi gejolak, tiga negara pengutang lainnya yaitu Irlandia, Portugal dan Spanyol akan ikut terjerumus.

Banyak yang takut efek default Yunani akan sama seperti kebangkrutan Lehman Brothers. Dalam rangka mencegah terulangnya kasus Lehman, Papandreou harus mendapat persetujuan parlemen atas rencana pengetatan, kenaikan pajak dan penjualan aset negara. Semua itu adalah persyaratan untuk mendapatkan bailout dari Uni Eropa dan IMF.

Publik memang masih menentang rencana pemangkasan anggaran, yang menyebabkan PHK, pemotongan pension, kenaikan pajak dan penjualan perusahaan milik negara. Mungkin Yunani perlu bertanya pada Asia mengenai pil pahit pengetatan.

Selama krisis Moneter 1997-1998, IMF menekan negara seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia, untuk mengencangkan ikat pinggang. Banyak kasus dimana pekerja, termasuk manajer bergaji tinggi, terpaksa menganggur. Tapi ketiga negara itu selamat dan berhasil melewati krisis. Bahkan kini lebih kuat dari sebelumnya.

Tidak ada komentar: