Berjanji meningkatkan komunikasi dengan BOJ, kandidat perdana menteri
Jepang Shinzo Abe berencana menghidupkan kembali fungsi dewan
kebijakan, memicu spekulasi bakal digunakan untuk menekan BOJ.
Abe mengatakan ingin melanjutkan pertemuan dengan Dewan Kebijakan
Ekonomi dan Fiskal, yang dikenal berperan penting dalam memformulasikan
kebijakan di masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi, namun vakum sejak
Partai Demokratik Liberal (LDP) tersingkir dari kekuasaan tiga tahun
lalu. “Dewan ini akan menjadi pucuk kendali kebijakan makroekonomi,”
kata Abe dalam jumpa pers menyusul kemenangan dalam pemilu Minggu lalu.
“Di sana, kita bisa berdialog dengan bank sentral.”
Dalam jumpa pers tersebut, Abe juga mengatakan berkomitmen
mengeluarkan ekonomi dari deflasi, menyesuaikan nilai tukar yen,
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan. “Itulah misi
kami,” ujarnya.
Para pengamat mengatakan pernyataan itu merupakan indikasi ambisi Abe
untuk segera menwujudkan janjinya menggairahkan ekonomi Jepang,
termasuk mendesak BOJ menaikkan target inflasi dan melonggarkan
kebijakan moneternya lagi. Dewan itu merupakan sarana bagi Abe untuk
bisa segera menepati janji kampanyenya.
Abe, yang kemungkinan dilantik dalam sesi khusus parlemen pada 26
Desember nanti, akan punya peluang lebih besar untuk mempengaruhi
kebijakan BOJ tahun depan ketika masa jabatan gubernur dan dua deputinya
berakhir. Ia kemarin menegaskan ingin target inflasi 2%, yang
diperkirakan bakal menambah jumlah pembelian aset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar