Shinzo Abe, calon perdana menteri Jepang, mengancam akan merevisi
hukum yang mengatur independensi BOJ bila menolak mengubah target
inflasinya dalam rapat bulan depan.
Dalam penampilannya di Fuji TV kemarin, Abe mengatakan dewan BOJ
harus mendukung target inflasinya dalam rapat Januari. “Bila masih
menolak, kami harus mengamandemen Undang-Undang BOJ dan membuat
kesepakatan baru (antara pemerintah dan BOJ)” katanya. Selain merevisi
target inflasi, BOJ perlu juga berperan aktif menciptakan lapangan
kerja.
Undang-Undang itu, bernama Bank of Japan Act, mencakup kewajiban BOJ
dan menjamin independensinya. UU itu juga menyebutkan BOJ harus bekerja
sama dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan moneter dan mata uang
yang dijalankannya selaras dengan kebijakan ekonomi pemerintah.
Pernyataan Abe itu mencerminkan determinasinya untuk menundukkan BOJ
agar mau menerapkan kebijakan moneter agresif sebagai upaya mengatasi
deflasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Itu juga merupakan tantangan
paling eksplisit dari Abe atas independensi yang dimiliki BOJ sejak
1998. Abe, yang akan dilantik menjadi perdana menteri ke tujuh dalam
enam tahun terakhir, mengatakan pendekatan baru itu penting untuk
mengentaskan deflasi. “Kini harus berbeda dengan metode tradisional,
yang terbukti tidak mampu mengatasi deflasi lebih dari satu dekade,”
kata Abe.
Masaaki Shirakawa, Gubernur BOJ, memperingatkan monetasi utang
pemerintah dapat merusak kepercayaan pada displin fiskal Jepang,
menyebabkan kenaikan bunga yang akhirnya mempersulit pembayaran utang.
Namun, Abe juga menegaskan Shirakawa akan diganti ketika masa jabatannya
berakhir April nanti dan penggantinya adalah orang yang siap
menjalankan kebijakan longgar agresif. “Kami ingin orang yang sejalan
dengan pemikiran kami,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar