Yen jatuh ke level terendah dalam 20 bulan terakhir atas dollar menyusul
hasil pemilu kemarin yang dimenangkan oleh partai oposisi, yang
berikrar memberlakukan kebijakan moneter hiper longgar.
Partai
Demoktratik Liberal (LDP) kembali ke tampuk kekuasaan, membeli peluang
bagi Shinzo Abe untuk menerapkan kebijakan radikal. Abe merupakan tokoh
paling vokal agar BOJ melonggarkan kebijakannya secara agresif untuk
mengatasi deflasi dan resesi. Abe diperkirakan akan mendesak BOJ lebih
berperan juga menyarankan BOJ perlu menerapkan stimulus tak terbatas dan
mempertimbangkan memangkas bunga simpanan menjadi ke nol atau negatif,
dalam rangka mendorong perkreditan.
BOJ akan menggelar rapat regular
pada 19-20 Desember dan diperkirakan akan melonggarkan kebijakannya
lagi. Namun para analis memperingatkan Abe belum bisa berbuat banyak
sampai awal tahun depan. BOJ sepertinya tidak akan terburu-buru, memilih
menunda dulu langkah drastis sampai kabinet baru terbentuk. Banyak
pengamat memperkirakan BOJ baru akan mengeluarkan stimulus besar di
Januari. Jadi untuk saat ini, keumgkinan masih status quo.
Dengan
begitu, meski posisinya masih bearish, yen kemungkinan akan konsolidasi
sampai ada keputusan dari BOJ. Bahkan tidak tertutup kemungkinan
mendapat peluang rebound bila pasar semakin pesimis bakal ada stimulus
besar dalam waktu dekat. Yen sudah dalam kejatuhan sejak pertengahan
Nopember, ketika muncul spekulasi stimulus tak terbatas.
Yen berada
di 83,96 per dollar, setelah menyentuh 84,20, terendah sejak April 2011.
Bila tekanan jual ke yen masih ada, pergerakan akan mencoba ke 84,40.
Namun bila gagal bertahan di level 84, koreksi bisa membawanya ke 83,50.
Bila ditembus juga, level selanjutnya adalah 83.20. Terhadap euro, yen
anjlok sampai ke level 111, sebelum sedikit menguat ke 110,40. Level
111 merupakan resistance terdekat, yang bila ditembus akan bergerak
menuju 111,50. Sedangkan support ada di 109,30, bila tembus akan
bergerak ke 108.
Sementara itu, dollar berhasil rebound atas rival
lainnya hari ini setelah tumbang akhir pekan lalu. Greenback melemah
akhir pekan lalu karena data inflasi AS yang menegaskan perlunya
kebijakan stimulus the Fed. Dollar melemah untuk hari kesembilan atas
euro setelah data itu menunjukkan harga konsumen jatuh untuk pertama
kalinya dalam enam bulan terakhir.
Namun, dollar menemukan
pijakannya hari ini, rebound atas rivalnya, setelah jatuh dalam beberapa
hari terakhir karena kebijakan baru the Fed. Selama minggu lalu, dollar
melemah 1,8% atas euro, terbesar sejak September. Euro, setelah
menyentuh $1,3185, tertinggi sejak April dan kini menjadi resistance,
terkoreksi ke $1,3154. Bila resistance itu ditembus, target selanjutnya
adalah $1,3200. Sedangkan support ada di $1,3120-3100.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar