Minyak naik setelah data yang menunjukkan OPEC mengurangi pasokannya dan ekspektasi the Fed akan mengumumkan stimulus baru.
Produksi OPEC turun bulan lalu, dipimpin oleh pemangkasan output Arab
Saudi, mengembalikan total output grup itu ke target 30 juta barel per
hari. Data yang dipublikasikan menjelang pertemuan OPEC itu
memperlihatkan Arab Saudi memproduksi 9,5 juta barel per hari selama
Nopember, terendah dalam setahun terakhir dari 10,1 juta barel.
OPEC kemungkinan mempertahankan target output di 30 juta barel dalam
pertemuan di Wina hari ini, level yang disepakati tahun lalu. Tapi grup
itu tidak menetapkan kuota produksi per anggota, memberi peluang bagi
Saudi menyesuaikan output-nya. Kebijakan ekspor fleksibel Saudi disebut
sebagai faktor yang menjaga stabilitas harga dalam beberapa bulan
terakhir meski terjadi gejolak di Timur Tengah.
Minyak juga naik berkat pelemahan dollar di tengah ekspektasi the Fed
akan meluncurkan stimulus tambahan. Para pengamat memperkirakan the Fed
akan mengganti program Operation Twist, yang berakhir bulan ini, dengan
melanjutkan pembelian Treasury dengan jumlah yang sama $45 miliar per
bulan tapi tanpa batas waktu (open-ended). Meski jumlahnya belum pasti,
pasar optimis the Fed akan meluncurkan program baru. Pasar akan senang
bila jumlahnya di atas $40 miliar.
Selain the Fed, pasar juga menantikan data cadangan versi Energy
Information Administration (EIA), yang diperkirakan akan menunjukkan
stok minyak berkurang 2,5 juta barel minggu lalu. Tapi cadangan bensin
dan distillate diproyeksikan bertambah. Pada jam 16:12 WIb, minyak jenis
Light Sweet untuk pengiriman Januari naik 41 sen ke $86,20 per barel.
Posisi harga saat ini sedang berusaha menembus 23,6% retracement dari
kejatuhan 3-11 Desember di $86,42. Bila tembus akan mencoba ke 38,2% di
$87,15 kemudian ke 50% di $87,77. Support ada di $85,26, atau low
kemarin, dan $84,38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar