Kejatuhan harga ini terjadi setelah
sempat naik dari $85,26 per barel ke $90,50, salah satunya karena
berkurangnya cadangan BBM AS. Setelah rally tajam dalam delapan sesi
terakhir, banyak pelaku pasar yang merealisasikan keuntungan. Selain
itu, mencuatnya isu jurang fiskal dijadikan alasan untuk melakukan aksi
jual. Mulai ada ancang-ancang di pasar kalau sampai para politisi AS
gagal mencapai kesepakatan pada akhir tahun.
Negosiasi anggaran mengalami kemunduran
setelah Ketua Kongres John Boehner dari Republik berencana mengajukan
proposalnya sendiri. Namun ia akhirnya membatalkan rencananya itu
dengan alasan kurangnya dukungan, bahkan dari partainya sendiri.
Awalnya, ia ingin mengajukan proposal versi lain, atau yang disebut
dengan Rencana B, usulan yang sudah ditentang Gedung Putih karena hanya
menaikkan pajak untuk orang berpenghasilan $1 juta, yang merupakan 0,2%
populasi AS.
Ini menimbulkan ketidakpastian, membuat
pasar resah dan tidak yakin apa yang bakal terjadi selanjutnya. Bila
Republik dan Demokrat tidak mencapai mufakat pada akhir tahun, kenaikan
pajak untuk semua kalangan dan pemotongan anggaran besar-besaran bakal
diberlakukan. Para ekonom khawatir langkah itu bisa menjerumuskan AS
kembali ke resesi, prospek yang dapat mengurangi permintaan energi.
Rekomendasi :
Penembusan support 89.25, menjadikan sinyal sell break minyak dengan target take profit 88.67, dengan stoploss bilamana penutupan hari ini di atas 89.45
Aksi buy minyak bilamana ada pencapaian area 88.28 dengan target take profit 89.06 dan 89.25. Stoploss bilamana penutupan hari ini dibawah 88.23.
Penembusan support 89.25, menjadikan sinyal sell break minyak dengan target take profit 88.67, dengan stoploss bilamana penutupan hari ini di atas 89.45
Aksi buy minyak bilamana ada pencapaian area 88.28 dengan target take profit 89.06 dan 89.25. Stoploss bilamana penutupan hari ini dibawah 88.23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar