Minyak terkoreksi hari ini setelah data yang menunjukkan sentimen
konsumen AS mengalami penurunan, menyuramkan prospek permintaan di
pengguna energi terbesar dunia itu.
Sentimen konsumen AS di luar dugaan turun untuk dua bulan
berturut-turut di Januari, dengan jurang fiskal disebut sebagai alasan.
Indeks sentimen konsumen hasil survei University of Michigan turun ke
71,3 di Januari dari 72,9 di Desember. Data ini menjadi pemicu koreksi
minyak setelah berhasil menyentuh level $96 per barel.
Minyak juga turun dari level tertinggi dalam empat bulan terakhir
menjelang rapat reguler BOJ, pertemuan menteri keuangan Eropa dan voting
batas utang AS. BOJ memulai rapatnya di bawah tekanan politik untuk
menerapkan kebijakan agresif agar mengentaskan deflasi, dengan spekulasi
menyebutkan program pembelian obligasi tak terbatas sampai inflasi naik
ke 2%.
Para menteri keuangan Uni Eropa akan membahas kondisi terkini para
negara yang dirundung krisis, seperti Spanyol, Yunani dan Siprus. Mereka
kemungkinan juga mendiskusikan kapan dan bagaimana menyalurkan dana
talangan permanen (ESM) ke bank. Di AS, kubu Republik mengatakan akan
mempertimbangkan kenaikan batas utang, tapi hanya tiga bulan, untuk
memberi waktu ke Kongres merampungkan rancangan anggaran.
Pelaku pasar melakukan koreksi harga setelah mencatat kenaikan yang
cukup tajam. Minyak sudah naik 12% selama 6 minggu belakangan. Tapi
kejatuhan harga masih dapat dibatasi oleh faktor geopolitik, terkait
Timur Tengah. Pasukan Aljazair menemukan 25 jenazah sandera di kilang
gas yang dibom kemarin, sehari setelah mengakhiri serangan ke kelompok
militant yang melakukan penyanderaan. Total korban menjadi 80 orang.
Pada jam 11:55 WIB, minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman
Februari melemah 34 sen ke $95,22 per barel. Sedangkan minyak jenis
Brent untuk pengiriman Maret turun 30 sen jadi $11,59 per barel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar