BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Selasa, 26 Februari 2013

Kekhawatiran Soal Italia Benamkan Euro, Lambungkan Yen

Euro jatuh ke level terendah dalam enam minggu terakhir dan yen melonjak tajam karena munculnya kekhawatiran soal pemilu Italia yang memicu risk aversion.
Ancaman kebuntuan politik di Italia membuat pasar bergejolak. Dengan dua pertiga suara sudah dihitung, proyeksi menyebutkan kubu kiri tengah, Partai Demokratik pimpinan Pierluigi Bersani, menang tipis  dalam majelis rendah. Tapi tidak ada partai yang berhasil meraih mayoritas di Senat. Kubu Bersani memang berjanji akan melanjutkan upaya pembenahan fiskal yang sudah dirintis oleh Mario Monti. Tapi ia akan kesulitan membentuk koalisi, terutama dengan adanya kubu Silvio Berlusconi yang selalu mengkritik program penghematan.
Apalagi kubu lainnya, Partai Pergerakan Bintang Lima pimpinan Beppe Grillo menyatakan tidak mendukung keduanya. Kalaupun Monti dan Bersani bisa membentuk koalisi, Berlusconi dan Grillo bisa mencuri cukup suara untuk membuat koalisi rentan, yang kemudian membuka peluang pemilu ulang. Hasil pemilu yang menggantung itu bisa membuat parlemen terpecah dan akhirnya melumpuhkan pemerintah. Kebuntuan parlemen dapat mengancam reformasi ekonomi Italia dan memicu kembali krisis utang. Kondisi ini juga bisa menimbulkan keraguan akan stabilitas euro setelah beberapa bulan tenang.
Sembari menunggu perkembangan soal pemilu Italia, pasar akan mencermati lelang obligasi negara itu, mewaspadai kemungkinan yield naik tajam karena pemilu.  Bila yield naik, tentu bisa menambah tekanan ke euro, yang kini berada di $1,3080. Kejatuhan tajam semalam membawa euro sampai ke $1,3060, atau 61,8% retracement penguatan Nopember-Februari. Terhadap yen, euro kini diperdagangkan di 120,94, setelah tumbang ke 118,70 semalam.
Sementara itu, yen menguat tajam karena faktor aksi beli safe haven akibat isu Italia. Yen sempat menguat 3% atas euro dan 2% atas dollar. Depresiasi tajam yen dalam beberapa bulan terakhir karena isu stimulus moneter BOJ membuatnya rentan akan reversal tajam. Yen kini berada di 92,47 per dollar, setelah sempat menguat sampai ke 90,87, tertinggi sejak 31 Januari.
Meski ada penguatan itu, para analis masih yakin tren pelemahan yen belum berubah selama isu stimulus moneter masih santer. Pasar kini menunggu pengumuman calon gubernur BOJ baru minggu ini, dan Presiden ADB Haruhiko Kuroda, pendukung kebijakan longgar, disebut sebagai kandidat terkuat. Para analis memproyeksikan target jangka pendek penguatan dollar di 95 yen.
Sembari mengamati Italia, pasar menantikan testimoni Ketua the Fed Ben Bernanke di hadapan  Kongres. Biasanya Bernanke bicara soal ekonomi dan prospek kebijakan. Data ekonomi AS terjadwal malam nanti antara lain, penjualan rumah baru, sentiment konsumen dan indeks manufaktur Richmond.
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD



Tidak ada komentar: