BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Selasa, 05 Maret 2013

Euro Terjebak Di $1,30, Aussie Melesat Jelang RBA

Meski rebound, euro masih terjebak dekat level terendah dalam 2,5 bulan terakhir karena ketidakpastian politik di Italia. Sedangkan aussie melesat jelang keputusan suku bunga RBA.
Penguatan Wall Street, meski kejatuhan saham Asia, berhasil membantu sentimen yang membuat aussie reli ke $1,02 dari level terendah dalam 8 bulan terakhir $1,0116. Berbeda dengan aussie, euro justru masih belum mampu melampaui $1,30, tertahan karena kondisi di Eropa belum kondusif, terkait isu politik di Italia.
Sebenarnya, dollar menguat atas rival utama karena risk aversion setelah China mengumumkan kebijakan baru untuk memperketat sektor properti, termasuk menerapkan pajak tinggi. Keputusan itu memukul sentimen pasar yang sudah jatuh karena politik Italia dan pemotongan anggaran AS.  Apalagi dibarengi dengan data buruk dari Eropa dan China.
Tapi sentimen tertolong setelah pejabat the Fed memastikan kebijakan longgar tetap berjalan. Wakil Ketua the Fed Janet Yellen mengatakan stimulus moneter masih diperlukan mengingat performa ekonomi yang masih di bawah potensi. Menurutnya, kebijakan itu masih dibutuhkan untuk membantu pemulihan dan penciptaan lapangan kerja. Duduk sebagai wakil, Yellen merupakan calon terkuat pengganti Ben Bernanke yang akan turun awal tahun depan. Jadi pernyataannya merupakan indikasi arah kebijakan ke depan.
Aussie diperdagangkan di $1,0195, setelah sempat menyentuh high di $1,0222. Data penjualan ritel Australia,yang lebih baik dari prediksi, turut membantu mata uang ini. Namun penguatan mulai tergerus menjelang hasil rapat reguler RBA hari ini. RBA memang diperkirakan akan mempertahankan rate di 3,00%, tapi pasar menantikan pernyataan Gubernur Glenn Stevens, terkait prospek kebijakan. Aussie bisa melemah lagi bila Stevens membuka peluang pemangkasan.
Euro terjebak di $1,30 karena kondisi ekonomi Eropa yang memburuk dan Italia semakin dekat dengan pemilu ulang. Data PDB zona euro akan diumumkan besok, dan diperkirakan akan menunjukkan kontraksi. Di Italia, masalah politik sulit diselesaikan dalam waktu dekat. Satu-satunya harapan bagi euro datang dari ECB, yang akan menggelar rapat Kamis nanti. Itu pun kalau ECB tidak bersikap pesimis. Untuk hari ini ada data penjualan ritel zona euro.
Sterling juga berhasil rebound, tapi tertahan di $1,51. Data indeks PMI sektor jasa Inggris diumumkan hari ini, lajunya akan tergerus bila data itu buruk. Di AS, ada data indeks ISM non manufaktur.
 
Rekomendasi
EUR-USD


USD-JPY


GBP-USD


USD-CHF


AUD-USD



Tidak ada komentar: