Namun, setahun kemudian, harga emas memasuki tren penurunan, seiring dengan perbaikan ekonomi dan AS program likuiditas the Fed yang melambungkan harga saham. Sebanyak $8 triliun sudah bertambah dalam nilai saham dunia tahun ini, terbesar sejak 2009, berkat likuiditas murah dari bank sentral. Selama tahun ini, indeks S&P 500 melonjak 27% ke rekor tertingginya.
Sementara itu, pada perdagangannya hari ini di Asia, emas kembali jatuh, setelah di akhir pekan lalu sempat menguat. Investor masih diliputi kecemasan mengenai kekhawatiran pengurangan stimulus (taper) menjelang rilis data-data ekonomi AS di minggu ini. Data-data tersebut antara lain, nonfarm Payroll, PDB kuartal ketiga, serta manufacturing PMI, yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi terbesar dunia itu. Pemuihan ekonomi AS bisa membuat the Fed melakukan taper.
Dari sudut teknikal, terlihat bahwa penutupan emas di atas $1.250 bisa menjadi sinyal positif. Indikator stochastic pun mulai golden cross, mendukung adanya rebound lanjutan. Resistance terdekat saat ini berada di $1.257.89. Jika ditembus, maka penguatan bisa berlanjut untuk meraih kisaran $1.265 – $1.273. Sedangkan Trend bearish akan berlanjut jika harga bergerak di bawah $1.234.
Rekomendasi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar