Aussie melanjutkan penguatannya menyusul data manufaktur China yang
membangkitkan minat akan mata uang berisiko, dalam perdagangan menjelang
rapat regular RBA besok.
Data kemarin menunjukkan indeks PMI manufaktur China versi pemerintah
stabil di 50,4 di Nopember, sama seperti Oktober. Sedangkan hari ini,
indeks PMI manufaktur versi HSBC hanya turun ke 50,8 dari 50,9, lebih
baik dari prediksi 50,5. Data ini mengindikasikan tidak ada banyak
perubahan dalam ekonomi China, namun peluang hard landing juga tetap
kecil. Paling tidak kondisi ekonomi tetap stabil, tidak ada guncangan
besar.
Mata uang yang paling banyak bergerak karena data itu adalah aussie,
mengingat besarnya nilai perdagangan Australia dengan China. Sebagai
mitra dagang terbesar Australia, perkembangan ekonomi China sangat
mempengaruhi performa mata uangnya. Namun pergerakan aussie juga
dibayangi oleh isu kebijakan moneter. RBA akan menggelar rapat besok,
dengan perkiraan pasar tidak ada perubahan suku bunga dari 2,5%.
Namun pejabat RBA pernah menyinggung soal nilai mata uang yang masih
overvalue dan perlunya melakukan intervensi. Oleh karena itu, penting
menyimak pernyataannya besok, mewaspadai kemungkinan prospek pelonggaran
di tahun depan. Aussie menguat 0,7% ke $0,9160, menguat untuk tiga sesi
berturut-turut sejak jatuh sampai ke level terendah dalam dua bulan
minggu lalu. Bila penguatan mampu dipertahankan, bisa menjaga momentum
retracement aussie, dengan target pertama 23,6% retracement dari
kejatuhan 23 Oktober-29 Nopember di $0,9215.
Meski berhasil menguat hari ini, yen masih rentan setelah anjlok
lebih dari 4% selama Nopember. Dengan prospek BOJ bakal melonggarkan
kebijakan lagi tahun depan, yen kembali menjadi mata uang carry trade.
Tekanan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda akan berpidato hari ini di Nagoya.
Yen rebound 0,2% ke 102,28 per dollar hari ini, setelah jatuh ke level
terendah dalam enam bulan di 102,58 akhir pekan lalu. Meski kondisi
sudah oversold, yen tetap terancam jatuh ke 103 per dollar. Terhadap
euro, yen berada di 136,16 per euro, dekat level terendahnya dalam empat
tahun.
Mengenai mata uang lain, euro dan sterling turut menanjak di tengah
kelegaan pasar menyusul data manufaktur China. Euro menguat 0,2% ke
$1,3605, mendekati 61,8% retracement (25/10-7/11) di $1,3625. Sedangkan
sterling berhasil menyentuh level tertinggi dalam dua tahun terakhir di
$1,6430, penguatan untuk lima sesi berturut-turut. Data indeks PMI
manufaktur Inggris mungkin bisa mempengaruhi pergerakannya.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar