BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Senin, 02 Desember 2013

Aussie Lanjutkan Gain, Yen Masih Rentan

Aussie melanjutkan penguatannya menyusul data manufaktur China yang membangkitkan minat akan mata uang berisiko, dalam perdagangan menjelang rapat regular RBA besok.
Data kemarin menunjukkan indeks PMI manufaktur China versi pemerintah stabil di 50,4 di Nopember, sama seperti Oktober. Sedangkan hari ini, indeks PMI manufaktur versi HSBC hanya turun ke 50,8 dari 50,9, lebih baik dari prediksi 50,5. Data ini mengindikasikan tidak ada banyak perubahan dalam ekonomi China, namun peluang hard landing juga tetap kecil.  Paling tidak kondisi ekonomi tetap stabil, tidak ada guncangan besar.
Mata uang yang paling banyak bergerak karena data itu adalah aussie, mengingat besarnya nilai perdagangan Australia dengan China. Sebagai mitra dagang terbesar Australia, perkembangan ekonomi China sangat mempengaruhi performa mata uangnya. Namun pergerakan aussie juga dibayangi oleh isu kebijakan moneter. RBA akan menggelar rapat besok, dengan perkiraan pasar tidak ada perubahan suku bunga dari 2,5%.
Namun pejabat RBA pernah menyinggung soal nilai mata uang yang masih overvalue dan perlunya melakukan intervensi. Oleh karena itu, penting menyimak pernyataannya besok, mewaspadai kemungkinan prospek pelonggaran di tahun depan. Aussie menguat 0,7% ke $0,9160, menguat untuk tiga sesi berturut-turut sejak jatuh sampai ke level terendah dalam dua bulan minggu lalu. Bila penguatan mampu dipertahankan, bisa menjaga momentum retracement aussie, dengan target pertama 23,6% retracement dari kejatuhan 23 Oktober-29 Nopember di $0,9215.
Meski berhasil menguat hari ini, yen masih rentan setelah anjlok lebih dari 4% selama Nopember. Dengan prospek BOJ bakal melonggarkan kebijakan lagi tahun depan, yen kembali menjadi mata uang carry trade. Tekanan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda akan berpidato hari ini di Nagoya. Yen rebound 0,2% ke 102,28 per dollar hari ini, setelah jatuh ke level terendah dalam enam bulan di 102,58 akhir pekan lalu. Meski kondisi sudah oversold, yen tetap terancam jatuh ke 103 per dollar. Terhadap euro, yen berada di 136,16 per euro, dekat level terendahnya dalam empat tahun.
Mengenai mata uang lain,   euro dan sterling turut menanjak di tengah kelegaan pasar menyusul data manufaktur China. Euro menguat 0,2% ke $1,3605, mendekati 61,8% retracement (25/10-7/11) di $1,3625. Sedangkan sterling berhasil menyentuh level tertinggi dalam dua tahun terakhir di $1,6430, penguatan untuk lima sesi berturut-turut.  Data indeks PMI manufaktur Inggris mungkin bisa mempengaruhi pergerakannya.

Rekomendasi
 
EUR-USD

EUR SIGNAL 02-12-13
USD-JPY
JPY SIGNAL 02-12-13

GBP-USD

GBP SIGNAL 02-12-13

USD-CHF

CHF SIGNAL 02-12-13
AUD-USD
AUD SIGNAL 0212-13

Tidak ada komentar: