Dengan indeks Dow Jones Industrial hanya terkoreksi tipis 10,92 poin
(-0,07 persen) pada pegerakan hari Jumat, sentimen dalam negeri
sepertinya bakal lebih dominan jika dibandingkan sentimen dari bursa
regional. Ini karena pada hari ini BPS akan mengumumkan angka inflasi
dan posisi neraca perdagangan yang menentukan posisi pergerakan nilai
tukar. Angka defisit neraca perdagangan akan menjadi sangat penting
karena akan menentukan arah dari BI Rate dan juga arah pergerakan IHSG
hingga akhir tahun.
Sentimen positif akan meliputi pasar jika pada bulan Oktober kemarin,
defisit neraca perdagangan bisa ditekan hingga dibawah US$200 juta yang
merupakan angka perkiraan pemerintah. Jika ini terjadi, sentimen positif
diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir bulan, karena pasar
akan melanjutkan sentimen positif tersebut dengan window dressing.
IHSG hari ini diperkirakan bakal bergerak bervariasi dengan kisaran
4191-4225 sebagai suport, dan 4275 sebagai resisten. Penutupan diatas
4275 akan mengakhiri trend turun jangka pendek.
BOW: BMRI, BBRI, ASII, pertambangan, konstruksi, properti.
Global Outlook
Saham Asia masih flat di awal minggu ini setelah
minimnya acuan pergerakan akhir pekan lalu karena pasar AS tidak aktif
pasca Thanksgiving dan Black Friday. Tapi data manufaktur China menjaga
sentimen pasar.
Indeks MSCI Asia Pasifik stabil di 142,04 di Tokyo pagi ini. Indeks
Nikkei hanya naik tipis 0,02%, dengan yen masih stabil di kisaran 102
per dollar. Indeks Kospi menguat 0,2% berkat laporan aktivitas
manufaktur meningkat. Indeks Australia ASX 200 melemah 0,7% menjelang
rapat regular RBA besok.
Data kemarin menunjukkan indeks PMI manufaktur China versi pemerintah
stabil di 51,4 di Nopember, sama seperti Oktober. HSBC akan mengumumkan
data manufaktur versinya hari ini, yang diperkirakan turun ke 50,5 dari
50,9. Data itu akan mempengaruhi sentimen pasar hari ini. Di AS, nanti
malam ada data manufaktur ISM.
Dengan masuknya bulan baru, atau yang terakhir tahun ini, fluktuasi
harga mungkin bisa kembali terlihat terutama dengan banyaknya even
penting yang terjadwal minggu ini. Di antaranya rapat regular RBA, ECB
dan BOE, serta data ketenagakerjaan AS. Data ketenagakerjaan AS menjadi
acuan seberapa pesat pertumbuhan lapangan kerja, yang dapat mempengaruhi
prospek kebijakan the Fed.
Tanpa katalis yang kuat, saham global berpotensi mengalami koreksi atau
minimal terjebak dalam range sempit, mengingat valuasinya yang sudah
tinggi. Sebanyak $8 triliun sudah bertambah dalam nilai saham dunia
tahun ini, terbesar sejak 2009, berkat likuiditas murah dari bank
sentral. Indeks S&P 500 sudah melonjak 27% tahun ini, sedangkan
Indeks Dow Jones naik 20%.
Review IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir positif
pada perdagangan akhir minggu. Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat
(29/11/2013), IHSG naik 22,511 poin (0,53%) ke level 4.256,436.
Perdagangan terlihat sepi, dimana investor menahan diri menjelang data
perdagangan dan inflasi yang akan di awal minggu. Minimnya sentiment
serta koreksi mayoritas bursa regional turut menekan sentimen. IHSG
bahkan sempat ditutup negatif pada sesi 1. Namun, menjelang berakhirnya
sesi 2, investor mulai bersemangat untuk melakukan aksi beli. Hasilnya,
IHSG akhirnya bertengger di zona merah. Aksi beli ini dilakukan tidak
hanya oleh investor lokal, namun asing pun turut mencatatkan net buy
senilai Rp 76,66 miliar di seluruh pasar.
Secara sektoral, ada tujuh sektor yang menghijau. Tiga sektor dengan
kenaikan terbesar yakni: sektor perkebunan yang naik 2,18%, sektor
konstruksi naik 1,27%, dan sektor pertambangan naik 0,99%.
Saham-saham yang naik di antaranya Indo Tambangraya (ITMG), Gudang Garam (GGRM) J Resources (PSAB), dan Bank Mayapada (MAYA).
Sementara saham-saham yang turun antara lain Multi Prima (LPIN), Charoen
Pokphand (CPIN), United Tractor (UNTR), dan Matahari (LPPF).
Ulasan Teknikal
IHSG
Trend jangka pendek memang masih bearish, namun potensi
rebound mulai terbuka. Hal ini ditandai dengan bertahannya harga di
kisaran support 4.191 – 4.225. Candlestick yang membentuk pola white
marubozu turut mendukung rebound tersebut. Selain itu, indikator
stochastic mulai berpeluang golden cross di area oversold. Untuk itu,
potensi rebound masih berlanjut untuk menguji resistance di 4.284.
Penembusan resistance tersebut akan mengakhiri trend bearish jangka
pendek, dengan potensi penguatan selanjutnya menuju kisaran 4.303 –
4.359. Sementara itu, sinyal negatif akan kembali muncul jika IHSG
kembali bergerak di bawah 4.225. Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan
bergerak di kisaran 4.225 – 4.284.
R3 4,307
R2 4,282
R1 4,269
Pivot 4,244
S1 4,231
S2 4,206
S3 4,193
Stock Pick
BMRI
Harga bertahan di atas support 7.350. candlestick
membentuk pola bullish engulfing, sementara indikator stochastic
oversold dan berpeluang golden cross. Untuk itu, potensi rebound masih
terbuka untuk meraih kisaran resistance selanjutnya di 8.050 – 8.200.
Rekomendasi : Buy, Stop loss, 7.500, target 8.000
Support : 7.500, 7.300
Resistance : 8.050, 8.200
BBRI
Harga bertahan di atas support 7.250, dan membentuk
pola bullish engulfing di candlestick. Indikasi trend mulai bergerak
reversal. Indikator stochastic oversold dan berpeluang golden cross,
turut mendukung reversal tersebut. Konfirmasi reversal akan didapat jika
harga menembus resistance 7.500, dengan potensi penguatan lanjutan
menuju kisaran 7.750 – 7.850.
Rekomendasi : Buy breakout 7.500, stop loss 7.400, target 7.750
Support : 7.200, 7.000
Resistance : 7.500, 7.750
Rekomendasi
Stock Screener
Tidak ada komentar:
Posting Komentar