Ekonomi AS tumbuh pesat selama kuartal ketiga karena perusahaan
secara agresif mengumpulkan stok barang menjelang Natal dan akhir tahun.
Tapi kondisi permintaan domestik ternyata belum memperlihatkan
perbaikan signifikan.
PDB
AS selama periode Juli-September tumbuh 3,6%, direvisi naik dari angka
sebelumnya 2,8%, menurut laporan Departemen Perdagangan AS semalam.
Angka itu lebih tinggi dari estimasi pasar 3,0% dan merupakan yang
tertinggi sejak kuartal pertama 2012. Di kuartal kedua, PDB hanya tumbuh
2,5%. Pertumbuhan pesat selama kuartal ketiga itu disumbang dari stok
perusahaan atau inventory, yang mencapai 1,68% dari angka PDB itu,
kontribusi terbesar sejak kuartal keempat 2011. Bisnis mengakumulasi
$116,5 miliar stok, kenaikan terbesar sejak kuartal pertama 1998.
Tapi tanpa stok, ekonomi hanya tumbuh 1,9% selama kuartal ketiga,
bukannya 2% seperti estimasi sebelumnya. Permintaan domestik hanya
tumbuh 1,8% di periode itu. Akumulasi stok yang besar di tengah lesunya
permintaan domestik berarti bisnis harus menguranginya di kuartal
keempat, yang dapat menekan angka PDB saat itu. Pembelanjaan konsumen,
yang merupakan 2/3 aktivitas ekonomi AS, direvisi turun menjadi 1,4%,
terendah sejak kuartal keempat 2009. Estimasi sebelumnya adalah 1,5%.
Selama kuartal kedua, pembelanjaan konsumen tumbuh 1,8%.
Meski tidak secerah harapan, para analis mengatakan bukan berarti
ekonomi AS masih buruk. Paul Ashworth, ekonom dari Capital Economics,
sepakat stok akan menghambat pertumbuhan di kuartal keempat. Tapi ia
menolak anggapan laproan itu mengindikasikan ekonomi tidak membaik. Ia
berarguman penjualan bisnis meningkat, laba perusahaan tumbuh,
pendapatan masyarakat naik dan simpanan meningkat. Menurutnya, laporan
itu menambah bukti bahwa pemulihan semakin berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar