BBNI dan WIKA adalah emiten yang mengumumkan kinerja 2013 di pagi
hari ini. BBNI berhasil mencetak EPS sebesar Rp 486, diatas ekspektasi
Rp 456. Untuk WIKA, Coprorate Secretary dari WIKA memberikan indikasi
bahwa laba bersih emiten ini bakal diatas target Rp 555,6 miliar yang
telah dicanangkan perseroan. Ini juga merupakan indikasi bahwa EPS
konsensus perseroan bakal melewati estimasi Rp 92.
Sentimen positif dari kinerja emiten ini, diperkirakan membuat IHSG
bergerak naik, kembali menguji resisten di 4575. Kisaran utama IHSG
hari ini berada diantara suport 4550 dan resisten di 4575. Penembusan
atas resisten 4575 bakal membuka potensi kenaikan IHSG menuju target
jangka pendek kami di 4650 – 4700.
Bursa regional Asia pagi ini masih cenderung bergerak flat-naik. Meski
indeks Dow Jones Industrial (DJI) semalam ditutup dengan koreksi tipis
23,99 poin (-0,15 persen), tapi indeks Hang Seng pagi ini running dengan
kenaikan 0,2 persen, dan Strait Times running dengan kenaikan 0,69
persen.
Sentimen pasar terlihat cenderung positif. Sentimen ini diharapkan
bakal membuat pelaku pasar melanjutkan perburuan pada saham-saham di
sektor konstruksi dan komoditas. Aliran dana asing diperkirakan juga
masih akan terus mengalir masuk, sehingga membuat saham-saham perbankan
cenderung kuat.
Global Outlook
Saham Asia koreksi, setelah menguat selama tiga sesi sebelumnya, menyusul hasil Wall Street yang beragam dan minimnya katalis.
Indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,2% di Tokyo pagi ini setelah mencatat
kenaikan terbesar dalam lima bulan kemarin. Indeks Nikkei jatuh 0,6%
setelah reli 3% kemarin berkat keputusan BOJ dan pelemahan yen. Indeks
Kospi turun 0,6% tapi indeks Australia ASX 200 menguat 0,4%. Di
Singapura, indeks STI naik 0,5%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik
0,19%.
Wall Street berakhir mixed di saat investor rehat setelah membawa saham
reli minggu lalu, sembari mencerna data ekonomi AS yang kurang
menggembirakan. Indeks Dow Jones melemah 0,15% dan indeks S&P naik
0,12%. Data empire manufacturing atau indeks manufaktur kawasan New York
menjadi data terbaru yang menunjukkan dampak cuaca pada aktivitas
ekonomi. Ada proyeksi, cuaca dingin ekstrim selama dua bulan terakhir
kemungkinan memangkas 0,3% dari PDB.
Saham global bergerak konsolidasi akhir-akhir ini, belum jatuh tajam
tapi masih sulit menanjak signifikan lagi. Pasar sedang mengevaluasi
kondisi ekonomi dunia terkini, terkait dampak cuaca di AS dan isu
perlambatan di China. Untuk hari ini, fokus tertuju ke FOMC Minutes,
yang diharapkan dapat memberi kejelasan mengenai prospek kebijakan,
terutama taper.
Review IHSG
Sudah jenuh beli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
berakhir flat. Menutup perdagangan, Selasa (18/2/2014), IHSG naik tipis
0,823 poin (0,02%) ke level 4.556,191.
Tipisnya laju ini disebabkan oleh aksi ambil untung dari pemain lokal,
meski investor asing masih mencatat pembelian besar. Dana asing sebanyak
Rp 687,71 miliar masuk lantai bursa setelah investor asing melakukan
pembelian bersih (foreign net buy) di seluruh pasar.
Sementara itu, jumlah sektor yang turun dan naik seimbang. Adapun tiga
sektor dengan kenaikan terbesar yakni sektor perkebunan yang naik 1,09%,
sektor infrastruktur naik 0,69%, dan sektor pertambangan naik 0,43%.
Saham-saham yang naik di antaranya Gudang Garam (GGRM), Electronic City (ECII), Mayora (MYOR), dan Astra Agro (AALI).
Sementara saham-saham yang turun antara lain Matahari (LPPF), Gowa Makassar (GMTD), Unilever (UNVR), dan HM Sampoerna (HSMP).
Ulasan Teknikal
IHSG
Sejauh ini sinyal IHSG masih positif, namun beberapa
indikator stochastic mulai overbought. Hal ini menunjukkan penguatan
mulai terbatas, apalagi IHSG sudah berada di kisaran resistance 4.580 –
4.611. Ruang koreksi mulai terbuka, namun selama masih bertahan di atas
support 4.510 – 4.530, trend IHSG masih berupa trend bullish,dengan
potensi kenaikan beriktunya menuju kisaran 4.611 – 4.700. Trend bullish
jangka pendek ini bisa berakhir jika support tersebut mampu ditembus.
Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.530 –
4.580.
R3 4,588
R2 4,579
R1 4,568
Pivot 4,559
S1 4,547
S2 4,539
S3 4,527
Stock Pick
JSMR
MA 10 dan 55 menunjukkan trend JSMR masih bullish.
Namun, harga kini sedang berada di kisaran resistance 5.450. Indikator
stochastic juga mulai overbought, artinya ruang penguatan mulai
terbatas. Jika kembali gagal menembus resistance tersebut, harga
berpeluang terkoreksi untuk menjemputnya support-nya di kisaran 5.250.
Rekomendasi : Buy on weakness@5.250, stop loss 5.150, target 5.450. Buy breakout 5.450, stop loss 5.350, target 5.750
Support : 5.250, 5.175
Resistance : 5.450, 5.750
AUTO
Trend bearish, namun sinyal rebound mulai terlihat
ketika harga bertahan di atas support 3.325. Candlestick bullish,
indikator stochastic golden cross, sementara RSI mulai bergerak ke area
positf. Harga juga sudah bergerak di atas resistance sebelumnya di
3.400. Untuk itu, potensi rebound masih terbuka untuk menguji resistance
berikutnya di kisaran 3.495 – 3.520.
Rekomendasi : SpecBuy@3.370, stop loss breakout 3.325, target 3.495
Support : 3.370, 3.325
Resistance : 3.475, 3.495
Rekomendasi
Stock Screener
Saham Asia koreksi, setelah menguat selama tiga sesi sebelumnya, menyusul hasil Wall Street yang beragam dan minimnya katalis.
Indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,2% di Tokyo pagi ini setelah mencatat
kenaikan terbesar dalam lima bulan kemarin. Indeks Nikkei jatuh 0,6%
setelah reli 3% kemarin berkat keputusan BOJ dan pelemahan yen. Indeks
Kospi turun 0,6% tapi indeks Australia ASX 200 menguat 0,4%. Di
Singapura, indeks STI naik 0,5%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik
0,19%.
Wall Street berakhir mixed di saat investor rehat setelah membawa saham
reli minggu lalu, sembari mencerna data ekonomi AS yang kurang
menggembirakan. Indeks Dow Jones melemah 0,15% dan indeks S&P naik
0,12%. Data empire manufacturing atau indeks manufaktur kawasan New York
menjadi data terbaru yang menunjukkan dampak cuaca pada aktivitas
ekonomi. Ada proyeksi, cuaca dingin ekstrim selama dua bulan terakhir
kemungkinan memangkas 0,3% dari PDB.
Saham global bergerak konsolidasi akhir-akhir ini, belum jatuh tajam
tapi masih sulit menanjak signifikan lagi. Pasar sedang mengevaluasi
kondisi ekonomi dunia terkini, terkait dampak cuaca di AS dan isu
perlambatan di China. Untuk hari ini, fokus tertuju ke FOMC Minutes,
yang diharapkan dapat memberi kejelasan mengenai prospek kebijakan,
terutama taper.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar