Harga emas masih diperdagangkan dekat level tertinggi enam bulan, setelah saham jatuh dan hasil referendum di Crimea.
Di tahun ini, harga emas telah mengalami kenaikan sekitar 15%. Penguatan
emas didorong oleh isu geopolitik serta kekhawatiran melambatnya
pertumbuhan ekonomi global yang mendorong permintaan emas sebgai safe
haven.
Bursa saham global mengalami kejatuhan setelah adanya pelambatan ekonomi
China menyusul data-data ekonomi China yang mengecewakan.
Pasar juga resah dengan memanasnya hubungan Rusia dan Barat menyusul
hasil referendum di Crimea. Kemarin, Crimea menggelar referendum untuk
menentukan apakah wilayah di semenanjung Laut Hitam itu tetap bersama
Ukraina atau masuk dalam Rusia. Menurut hasil terbaru, 95,5% warga
memilih untuk berpisah dengan Ukraina dan bergabung ke Rusia. Namun
referendum ini dianggap ilegal oleh Barat. Washington menolak hasil
referendum itu dan menganggapnya sebagai pelanggaran hukum
internasional. Di saat yang sama, AS bersama negara Barat lainnya tengah
mempersiapkan sanksi untuk Moskow.
Kenaikan emas juga didukung oleh meningkatntya inflow di ETF. Cadangan
di SPDR Gold Trust, ETF terbesar berbasis emas, mengalami kenaikan 3,29
ton menjadi 816,59 top pada Jumat.
Sedangkan dari sisi teknikal, harga saat ini sudah bergerak di atas
resistance $1.375, yang sekaligus mengkonfirmasi adanya bullish
continuation. Jika harga terus bertahan di atas level tersebut, maka
potensi kenaikan selanjutnnya akan berada di kisaran $1.406 – $1.433.
Sedangkan trend bullish jangka pendek ini akan berakhir jika harga
ditutup di bawah $1.364.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar