Emas bergerak flat hari ini setelah turun dalam tiga hari
berturut-turut. Meski begitu, logam mulia tersebut kini sedang menuju
penurunan dalam dua bulan berturut-turut seiring dengan membaiknya
ekonomi, mengurangi minat beli emas sebagai lindung nilai.
Minggu ini harga emas telah anjlok sekitar 3% seiring prospek ekonomi AS
yang terus membaik. Data kemarin menunjukkan ekonomi AS mnngalami
kontraksi di kuartal pertama. Namun, data lainnya selama seperti
tunjangan penganguran, manufaktur, dan sentimen konsumen mengindikasikan
bahwa pemulihan ekonomi berjalan dengan baik.
Harga emas juga terpukul oleh menguatnya bursa saham. Indek S&P 500
mencatat rekor tertinggi untuk ketiga kalinya dalam empat hari
perdagangan terakhir.
Krisis geopolitik di Ukraina yang mereda juga menguarangi perannya
sebagai safe haven. Namun, kondisi geopolitik di Ukraina ini masih akan
menjadi fokus perhatian investor. Bila terjadi gejolak lagi di Ukraina,
harga emas bisa rebound. Berita terakhir menyebutkan bahwa separatis
pro-Rusia menembak jatuh helikopter militer Ukraina, menewaskan 14
tentara, dalam serangan yang berhasil meredam aksi pemberontak menyusul
terpilihnya presiden baru. Emas seringkai menjadi instrumen safe have
haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan anjloknya bursa sahan.
Dari sisi teknikal, trend masih bearish, namun berpeluang rebound.
Indikator stochastic yang mulai oversold, harga pun sudah meraih target
dari Fibonacci extension 100% di kisaran $1251. Dengan demikian, ada
potensi rebound untuk menguji resistance di $1268 – $1274. Trend bearish
jangka pendek akan berakhir jika harga ditutup di atas resistance
tersebut.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar