EUR/USD tetap kesulitan lepas dari jeratan bearish, dengan isu
pelonggaran ECB masih membebaninya.
Posisinya masih dekat level terendah
dalam dua bulan dan bergerak di bawah MA 200. Kejatuhan yang sudah
dalam membuka peluang untuk rebound, meski tren belum bisa berubah.
Euro
terus tertekan di tengah prospek ECB bakal melonggarkan kebijakannya
minggu depan. Para pejabatnya Dua hari lalu, sang presiden Mario Draghi
mengatakan pihaknya harus mewaspadai ancaman deflasi, dan langkah
pre-emptif mungkin bisa dilakukan, seperti pembelian obligasi.
Pernyataan itu memperkuat ekspektasi ECB tidak hanya akan memangkas suku
bunga, tapi mengeluarkan kebijakan lainnya, bahkan yang mungkin non
konvensional.
Euro terus melemah sejak Draghi bulan lalu mengumumkan sinyal bakal
melonggarkan kebijakan. Euro sudah melemah selama tiga minggu, kini
memasuki minggu keempat, bila terus berlanjut. Isu pelonggaran terus
menekan performa mata uang tunggal Eropa itu. Tapi, hampir semua pejabat
ECB menyebutkan adanya pelonggaran dalam rapat nanti.
Jadi pada dasarnya, prospek pelonggaran sudah terfaktorkan di pasar.
Dengan kata lain, pasar sudah menyerap berita itu. Dengan kejatuhan euro
yang sudah lumayan dalam, perlu diwaspadai adanya rebound.
Meski
demikian, bukan berarti rebound itu bisa langsung menjadi tren baru.
Arah euro bergantung pada seberapa dovish ECB nantinya.
Sedangkan dollar terangkat oleh data ekonomi AS, seperti durable
goods orders yang menunjukkan kenaikan 0,8% selama April, di atas
prediksi 0,7%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0
di April. Sedangkan sentimen konsumen naik ke 83 di Mei dari 81,7 di
April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan. Secara garis
besar, sebagian besar data itu bagus dan membuktikan pemulihan ekonomi
AS masih berjalan. Namun semua itu dipandang belum bisa mengubah prospek
kebijakan moneter the Fed yang masih tetap longgar untuk waktu yang
lama.
Untuk besok, ada revisi data PDB AS kuartal pertama, yang
diperkirakan ada perubahan dari 0,1% menjadi -0,5%. Itu berarti PDB
mengalami kontraksi. Data yang buruk bisa menjadi alasan untuk
mengkoreksi dollar yang terus menguat selama ini.
Secara teknikal, posisi masih di bawah MA 200, yang berarti masih
dalam kondisi bearish. Tapi RSI (14) sudah berada di 29, di bawah 30
yang menandakan titik oversold. Stochastic (14,3,3) berada di 5, di
bawah 20 yang juga berarti oversold. MACD (12,26,9) masih berada di area
negatif, tapi sudah mendekati bottom. Support berada di $1,3600, bila
ditutup di bawah itu, pair ini akan bergerak menuju $1,3580-$1,3550.
Tapi ada peluang rebound di sana. Sebaliknya, bila mampu ditutup di atas
MA 200 dan $1,3660, pair ini bisa bergerak menuju $1,3700.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar