Saham Asia
bertumbangan hari ini menyusul kejatuhan Wall Street dan di tengah
kekhawatiran mengenai krisis di Irak. Kini pasar sedang menunggu
beberapa data ekonomi penting dari China.
Indeks Nikkei melemah 0,8%, turut ditekan oleh penguatan yen. Indeks
Kospi turun 0,7% karena faktor eksternal dan data ekspor yang buruk.
Indeks Australis ASX 200 melorot ke level terendah dalam tiga minggu.
Indeks Singapura STI merosot 0,2%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng
melemah 0,16%.
Wall Street melanjutkan koreksinya, dengan indeks Dow Jones melemah
0,65% dan indeks S&P 500 turun 0,7%, karena data penjualan ritel
yang mengecewakan. Penjualan ritel hanya tumbuh 0,3% selama Mei, di
bawah prediksi 0,6%. Bahkan penjualan ritel inti, yang tidak mencakup
otomotif dan bensin, tidak tumbuh sama sekali.
Kelompok militan ISIS terus menyerang dan menguasai beberapa kota di
Irak, memaksa pemerintah meluncurkan serangan udara, salah satunya di
Mosul. Secara terpisah, pasukan Kurdi mengambil alih Kirkuk, melindungi
kawasan itu dari kelompok militan. Ini merupakan konflik terbaru di
kawasan Timur
Tengah yang melambungkan harga minyak ke level tertinggi
dalam empat bulan.
Pada dasarnya, saham AS sudah mencapai valuasi yang tinggi, tercermin
dari dua indeks utamanya, S&P 500 dan Dow Jones yang beberapa kali
mencetak rekor. Kondisi saham regional juga Tidak jauh berbeda. Alhasil,
berita negative yang datang dimanfaatkan untuk melakukan aksi ambil
untung. Sentimen pasar hari ini akan dipengaruhi oleh beberapa data
China, seperti penjualan ritel, output industri, dan investasi aset
tetap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar