Dollar melanjutkan penguatannya atas beberapa rival utama di tengah
munculnya ekspektasi the Fed bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari
perkiraan, yang turut mendorong yield obligasi AS. Sedangkan euro
terkapar dekat level terendah dalam empat bulan di tengah kebijakan
moneter yang longgar.
Beberapa kalangan menilai indikator ekonomi AS terus bagus, termasuk
data payroll yang diumumkan Jumat lalu, menunjukkan semakin solidnya
pemulihan. Data itu memperlihatkan lapangan kerja kembali ke level
pra-krisis. Ditambah dengan data manufaktur dan pembelanjaan konsumen
yang positif, mendukung pandangan the Fed bisa mempercepat proses
normalisasi kebijakan moneter. Ada spekulasi the Fed bisa menyampaikan
pernyataan yang hawkish pasca rapat 17-18 Juni nanti, meski belum ada
perubahan kebijakan.
Ekspektasi akan pengetatan kebijakan lebih cepat menjadi faktor yang
mendorong yield obligasi AS, semakin mengangkat pamor dollar. Yield
obligasi tenor 10 tahun naik ke 2,65% untuk pertama kalinya sejak 13 Mei
lalu. Tidak ada even penting terjadwal di AS malam nanti, tapi yield
obligasi yang tinggi bisa menjaga momentum penguatan dollar. Baru besok
malam ada data, yaitu penjualan ritel. Angka yang tinggi bisa menambah
ekspektasi adanya kenaikan rate lebih cepat, berpotensi semakin
mendorong dollar. Sebaliknya angka yang buruk bisa memicu koreksi,
mengingat penguatan dollar yang sudah tajam. Meski demikian tren belum
berubah.
Indeks dollar menguat 0,1% ke 80,90 hari ini, setelah menanjak 0,25%
kemarin. Indeks itu sedang mendekati level tertinggi dalam empat bulan
81,05 yang dicatat minggu lalu. Tapi RSI (14) semakin mendekati 70 atau
titik overbought. Terhadap yen, dollar stabil di 102,25setelah melemah
0,1% kemarin.
Kondisi bearish terbentuk bila ditutup di bawah MA 25
101,90. Atas franc, dollar menguat 0,2% ke 0,9003 setelah naik 0,3%
kemarin. Resistance ada di 0,9020, kemudian di 0,9030. Sedangkan support
di 0,8970 tapi kondisi bearish baru bisa terbentuk kalau ditutup di
bawah 0,8940.
Sementara itu, euro terpuruk dekat level terendah dalam empat bulan
di tengah melebarnya selisih yield obligasi Eropa dan AS. Data terakhir
menunjukkan selisih yield AS dan Eropa mencapai 37 bps atau terbesar
dalam tujuh tahun. Yield obligasi beberapa negara Eropa turun menyusul
keputusan ECB memangkas suku bunga. Namun kejatuhan euro sudah cukup
dalam, dengan RSI (14) dekat level 30, atau titik oversold. Perlu
diwaspadai potensi rebound dalam jangka pendek. Tapi tren pelemahan
masih berlaku.
Euro melemah 0,2% ke $1,3523 setelah melemah 0,4% kemarin. Euro
semakin mendeakti $1,3498 atau level terendah dalam empat bulan yang
dicapai minggu lalu. Penutupan di bawah itu menjaga kondisi bearish
dengan target selanjutnya di $1,3450-1,3420. Penutupan di atas $1,3580
membuka peluang menuju $1,3600. Tapi peluang retracement baru terlihat
bila ditutup di atas $1,3650.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar