Dollar masih terjebak di level terendah dalam sebulan setelah
mengalami kejatuhan mingguan terbatasnya dalam dua bulan karena data
ekonomi AS yang mengecewakan. Sedangkan sterling masih mantap dekat
level tertinggi dalam lima tahun di tengah keunggulan prospek kebijakan
moneternya.
Dollar terjungkal akhir pekan lalu setelah banyak kalangan memangkas
proyeksi pertumbuhan AS menyusul data yang menunjukkan kontraksi
signifikan di kuartal pertama. Kamis lalu, pemerintah merevisi angka PDB
kuartal pertama menjadi kontraksi 2,9%, lebih buruk dari angka
sebelumnya 1%. Apalagi data pembelanjaan konsumen juga mengecewakan,
hanya tumbuh 0,2% dari perkiraan 0,4%. Bank of America memangkas
proyeksi pertumbuhan PDB AS tahun ini menjadi 3,2% dari 4%. Barclays
juga memangkasnya, dari 4% ke 2,9%.
Dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih rendah ini, maka semakin
kecil kemungkinan the Fed bisa memperketat kebijakannya dalam waktu
dekat. Dengan kata lain, kebijakan longgar sepertinya berjalan untuk
waktu yang lebih lama. Kondisi ini mengurangi minat pada dollar untuk
sementara waktu. Outlook dollar minggu ini bergantung pada beberapa data
AS, salah satunya adalah data ketenagakerjaan.
Dollar sedang dalam fase selama dua minggu terakhir setelah menyentuh
level tertinggi dalam empat bulan di awal Juni. Bila data ekonomi AS
minggu ini juga mengecewakan, fase koreksi ini akan berlanjut. Untuk
saat ini, indeks dollar berada di 80,00 setelah melemah 0,6% akhir pekan
lalu. Indeks itu sedang menuju 50% retracement dari penguatan 8 Mei-5
Juni di 79,98. Ditutup di bawah itu, membuka peluang menuju 61,8% di
79,75. Atas yen, dollar melemah 0,2% ke 101,27 setelah turun 0,3%,
sedang menuju support 101,00.
Terhadap franc, dollar stabil di 0,8907
setelah koreksi 0,4%.
Di tengah tekanan atas dollar, sterling masih stabil dekat level
tertingginya dalam lima tahun di tengah prospek kebijakan moneter BOE
yang lebih unggul dari bank sentral lainnya. Namun posisinya yang sudah
tinggi mengundang koreksi, meski trennya masih bullish. Tidak ada even
penting terjadwal dari Inggris minggu ini, tapi Posisi sterling masih
terjaga kalau dollar masih melanjutkan koreksi. Sterling diperdagangkan
di $1,7023, masih berusaha menggapai resistance di $1,7060. Sedangkan
support di $1,6970 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke
bawah $1,6900.
Sementara itu, euro berjuang melanjutkan penguatan yang diraihnya
minggu lalu. Mengingat penguatan itu lebih didorong faktor dari AS,
bukan fundamental Eropa. Rapat reguler ECB menjadi faktor penggerak
utama euro minggu ini. Keputusan atau pernyataan yang dovish bisa
memberi tekanan kembali ke euro.
Untuk hari ini, euro diperdagangkan di
$1,3640, masih mencoba meraih resistance $1,3670. Sedangkan support di
$1,3580.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar