Ekonomi
Australia mencatat pertumbuhan terpesatnya dalam dua tahun berkat
geliat ekspor dan perumahan. Namun banyak kalangan yang pesimis performa
seperti ini bisa bertahan di kuartal-kuartal mendatang.
Menurut
laporan hari ini, PDB tumbuh 3,5% selama kuartal pertama dari periode
sama tahun lalu. Angka itu lebih tinggi dari prediksi 3,2% dan yang
tertinggi sejak 2012. Secara per kuartal, PDB tumbuh 1,1%, di atas
prediksi 0,9%. Performa ini disumbang oleh kinerja ekspor yang
mengesankan, di mana tumbuh 4,8% di periode itu, menambah sekutar 1,1%
pada PDB. Pertumbuhan juga mendapat konstribusi dari sektor perumahan,
yang meningkat 4,7% di kuartal pertama.
Meski mengesankan, laporan ini tidak menimbulkan optimisme akan
prospek ekonomi ke depan. Menteri Keuangan Joe Hockey menyambut baik
kinerja pertumbuhan terbaru ini, namun komposisinya masih mencerminkan
tantangan dalam ekonomi. “Sektor pertambangan akan selalu menjadi
kontributor terbesar PDB, tapi itu harus datang dari produksi dan
ekspor, bukan konstruksi dan investasinya,” katanya.
Para ekonom juga mengatakan meski awal yang pesat, ada tanda-tanda
ekonomi Australia bakal menuju perlambatan di pertengahan tahun ini.
Ekonomi Australia dirundung oleh lesunya investasi pertambangan, yang
selama ini menjadi mesin pertumbuhan. Ada kekhawatiran soal penghematan
anggaran pemerintah yang bisa menghambat pembelanjaan konsumen.
Bulan lalu, Pemerintah mengumumkan APBN 2014-2015 yang mencakup
pemotongan beberapa item. Pemerintah memangkas anggaran belanja, serta
berencana menaikkan pajak penghasilan dan menghapus 16.500 lapangan
kerja publik. Pemerintah juga mengumumkan rencana memangkas tunjangan
kesehatan dan menaikkan usia pensiun.
Oleh karena itu, para ekonom memperkirakan pertumbuhan akan kembali
ke bawah tren di kuartal berikutnya. Ada proyeksi yang menyebutkan PDB
akan hanya tumbuh 0,5% di kuartal kedua. Bahkan Goldman Sachs
memproyeksikan RBA bakal memangkas suku bunganya 25 bps dalam rapat
September untuk membantu ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar