Nikkei
Indeks Nikkei berhasil lepas dari level terendah dalam
2,5 minggu berkat laporan Perdana Menteri Shinzo Abe berencana
mengumumkan revisi pajak korporat. Indeks sempat tertekan akibat
penguatan yen dan isu krisis di Irak. Indeks Nikkei ditutup naik 124,31
poin, atau 0,83%, ke posisi 15.097,84, terendah sejak 2 Juni.
Indeks Nikkei dibuka melemah 0,32% pagi ini, dimana
pergerakan indeks kini dipengaruhi sentimen di Irak yang diperkirakan
juga mempengaruhi pergerakan yen. Pergolakan di Irak mendorong harga
minyak dunia ke level tertingginya dalam lima bulan, dan ini
dikhawatirkan akan memicu stabilitas di Timur Tengah. Investor
diperkirakan akan bereaksi setelah Jumat malam pekan lalu, PM Shinzo Abe
berencana memangkas pajak korporat ke bawah 30%, sebagai langkah
meningkatkan pertumbuhuan dan mengatasi deflasi.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi jatuh lebih dari 1% karena aksi jual oleh
investor asing menyusul instabilitas di Irak. Investor asing akhirnya
mencatat penjualan setelah terus membeli selama 21 sesi sebelumnya,
melepas sekitar 254 miliar won. Indeks Kospi ditutup turun 20,80 poin,
atau 1,03%, ke posisi 1.990,85, performa terburuk sejak 25 April ketika
anjlok 1,3%. Secara mingguan, indeks itu hanya turun 0,2%.
Indeks Kospi melanjutkan kejatuhan menyusul
tumbangnya Dow Jones futures pagi ini karena eskalasi ketegangan di
Irak. Indeks Kospi yang akhir pekan lalu gagal bertahan di atas level
2000, penutupan di bawah itu mengkonfirmasi fase koreksi, dimana ujian
berikutnya support 1.985. Saham Korean Air Lines Co jatuh 2,2% karena
kecemasan tingginya harga minyak.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng berlabuh di zona hijau pada
perdagangan Jumat lalu berkat data ekonomi China yang menunjukkan
stabilisasi. Data penjualan ritel dan output industri mengindikasikan
ekonomi China tidak akan mengalami hard landing. Indeks berhasil
menanjak meski Wall Street koreksi. Indeks Hang Seng ditutup naik
144,157 poin, atau 0,62%, ke posisi 23.319,17.
Indeks Hang Seng dibuka melemah akibat kejatuhan
saham Asia menyusul kekhawatiran investor terhadap situasi di Irak.
Pemberontakan di Irak diperkirakan akan memperburuk dan mempengaruhi
ekspor minyak, hal ini dapat mempengaruhi kinerka saham-saham terkait.
Meski melemah sentimen AS yang akhir pekan lalu menguat diharapkan
menjadi penghambat penurunan, di tengah fokus investor pekan ini
terhadap FOMC meeting.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar