BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Jumat, 20 Juni 2014

IMF Sarankan ECB Tempuh QE

ECB perlu mempertimbangkan Quantitative Easing (QE) bila inflasi di zona euro terus rendah dalam jangka panjang. Ekonomi dan inflasi di blok mata uang itu bisa dirangsang melalui pembelian obligasi dan aset finansial lainnya.
Christine_Lagarde_2
Hal itu disampaikan oleh IMF dalam laporannya mengenai zona euro.

IMF melihat kondisi pemulihan di sana masihlah lemah, dan satu satu yang menjadi kekhawatiran adalah inflasinya yang rendah.  “Bila inflasi terus-menerus rendah, maka kami berharap ECB mengambil tindakan agresif dengan membeli obligasi pemerintah, kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Maksudnya terus menerus rendah adalah harga tetap jauh di bawah target meski upaya sudah dilakukan untuk mendorongnya.

Dalam laporan itu, IMF mengatakan Bila ECB mulai melakukan intervensi, sebaiknya fokus pada obligasi pemerintah, tapi pembelian harus proporsional dengan ukuran ekonomi suatu negara. Itu berbeda dengan program sebelumnya, di mana ECB hanya membeli obligasi pemerintah yang sedang krisis, seperti Yunani, Portugal dan Italia, dan rencana yang ingin dijalankan yaitu membeli sekuritas beragun aset (Asset-Backed Securities). Menurut IMF, pembelian obligasi bisa mengangkat kepercayaan, memperbaiki neraca korporat dan merangsang kredit perbankan, yang kemudian berperan mendorong permintaan dan inflasi.
Inflasi di zona euro hanya naik 0,5% per tahun selama Mei, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 0,7%, jauh di bawah target ECB 2%. Merespon hal itu, ECB memangkas suku bunganya dan menerapkan bunga simanan negative. Tapi tidak seperti bank sentral lain, ECB sejauh ini masih menolak menerapkan program pembelian obligasi karena menganggap hal itu bertentangan dengan mandatnya. Namun mengatakan siap melakukannya bila diperlukan.

Secara terpisah, Wakil Presiden ECB Vitor Constancio mengatakan menampung saran IMF, meski mungkin tidak akan dilakukan secepat yang diharapkan. Ia mengatakan pihaknya siap menerapkan program pembelian aset skala besar bila semakin jelas zona euro menghadapi inflasi rendah dan stagnasi ekonomi jangka panjang. “ECB siap mengerahkan instrumen non konvesional bila kemungkinan skenario itu terjadi, dengan bentuk kebijakan yang berbentuk pembelian aset,” katanya.

Tidak ada komentar: