Jika pemerintahan Irak di Baghdad dapat pertahankan sumur minyak
mereka dari serangan militan Sunni, maka produksi minyak di Irak
berpeluang untuk alami peningkatan, dan harga minyak global tetap akan
bertahan pada harga mahal.
Kekhawatiran akan terganggunya produksi minyak mentah Irak akibat
serangan dari pihak militan telah membuat Brent futures alami kenaikan
sebesar 5 persen dalam 10 hari terakhir menjadi $115 per barrel.
Produksi minyak Irak saat ini berada pada isaran 3,3 juta barrel per
hari dan merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dan juga produsen
minyak dengan jumlah pertumbuhan tercepat.
Analis Citigroup pada hari Kamis kemarin keluarkan laporan analisa
terbaru mereka yang menyatakan bahwa produksi minyak Irak memiliki
peluang untuk terus alami pertumbuhan, walaupun sumber minyak Irak
terpecah dua, sebagian dikuasai oleh ISIS dan sebagian dikuasai oleh
Shiite yang merupakan pemerintah resmi di Baghdad. ISIS, atau Islamic
State of Iraq dan al-Sham, mulai kuasai sejumlah kota-kota di Irak, dan
lakukan perlawanan untuk peroleh kendali penuh terhadap unit pengolahan
minyak terbesar Irak di kota Baiji.
Citigroup menilai bahwa kekhawatiran akan kenaikan harga minyak akan
terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, walaupun demikian harga minyak
sulit untuk dapat tembus harga $120 per barrel, kecuali ada cukup banyak
suplai minyak global yang berkurang.
Perusahaan-perusahaan industri perminyakan pada minggu ini berencana
untuk lakukan pertemuan di Moscow untuk membahas mengenai energi pada
acara World Petroleum Congress. Direktur Exxon Mobil Rex Tillerson akan
menjadi kunci penting pembicara dalam pertemuan tersebut. Exxon sejauh
ini dilaporkan telah lakukan penarika karyawannya keluar dari wilayah
konflik Irak, tetapi saat di konfirmasi mengenai isu keamanan mereka
menolak berkomentar.
Dalam permasalahan konflik di Irak tersebut, para pelaku industri
perminyakan juga menunggu respon yang akan dilakukan oleh pemerintah
Amerika. residen Barack Obama padahari Kamis kemarin menyatakan bahwa ia
telah kirimkan bantuan militer ke Irak berupa penasehat militer, tetapi
tentara tersebut belum menerima perintah untuk ikut campur tangan
berperang.
Hingga saat ini walaupun terjadi ketidak stabilan politik di Irak,
satu-satunya laporan dari terganggunya suplai minyak dari Irak hanya
berasal dari jalur pipa minyak Kirkuk-Ceyhan yang mengangkut minyak
sebanyak 600.000 barrel, dari Kirkuk ke Turkey. Dan sebenarnya
permasalahan pipa minyak tersebut telah terjadi selama beberapa bulan
sebelumnya akibat sejumlah serangan dari militan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar