BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Jumat, 20 Juni 2014

Mengetahui Hubungan Erat Antara Permasalahan Di Irak Dengan Minyak

Jika pemerintahan Irak di Baghdad dapat pertahankan sumur minyak mereka dari serangan militan Sunni, maka produksi minyak di Irak berpeluang untuk alami peningkatan, dan harga minyak global tetap akan bertahan pada harga mahal.

Kekhawatiran akan terganggunya produksi minyak mentah Irak akibat serangan dari pihak militan telah membuat Brent futures alami kenaikan sebesar 5 persen dalam 10 hari terakhir menjadi $115 per barrel.

Produksi minyak Irak saat ini berada pada isaran 3,3 juta barrel per hari dan merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dan juga produsen minyak dengan jumlah pertumbuhan tercepat.

Analis Citigroup pada hari Kamis kemarin keluarkan laporan analisa terbaru mereka yang menyatakan bahwa produksi minyak Irak memiliki peluang untuk terus alami pertumbuhan, walaupun sumber minyak Irak terpecah dua, sebagian dikuasai oleh ISIS dan sebagian dikuasai oleh Shiite yang merupakan pemerintah resmi di Baghdad. ISIS, atau Islamic State of Iraq dan al-Sham, mulai kuasai sejumlah kota-kota di Irak, dan lakukan perlawanan untuk peroleh kendali penuh terhadap unit pengolahan minyak terbesar Irak di kota Baiji.

Citigroup menilai bahwa kekhawatiran akan kenaikan harga minyak akan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, walaupun demikian harga minyak sulit untuk dapat tembus harga $120 per barrel, kecuali ada cukup banyak suplai minyak global yang berkurang.

Perusahaan-perusahaan industri perminyakan pada minggu ini berencana untuk lakukan pertemuan di Moscow untuk membahas mengenai energi pada acara World Petroleum Congress. Direktur Exxon Mobil Rex Tillerson akan menjadi kunci penting pembicara dalam pertemuan tersebut. Exxon sejauh ini dilaporkan telah lakukan penarika karyawannya keluar dari wilayah konflik Irak, tetapi saat di konfirmasi mengenai isu keamanan mereka menolak berkomentar.

Dalam permasalahan konflik di Irak tersebut, para pelaku industri perminyakan juga menunggu respon yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika. residen Barack Obama padahari Kamis kemarin menyatakan bahwa ia telah kirimkan bantuan militer ke Irak berupa penasehat militer, tetapi tentara tersebut belum menerima perintah untuk ikut campur tangan berperang.

Hingga saat ini walaupun terjadi ketidak stabilan politik di Irak, satu-satunya laporan dari terganggunya suplai minyak dari Irak hanya berasal dari jalur pipa minyak Kirkuk-Ceyhan yang mengangkut minyak sebanyak 600.000 barrel, dari Kirkuk ke Turkey. Dan sebenarnya permasalahan pipa minyak tersebut telah terjadi selama beberapa bulan sebelumnya akibat sejumlah serangan dari militan.

Tidak ada komentar: