Saham Asia masih bergerak variatif hari ini menyusul performa Wall
Street yang tipis dan data ekonomi AS yang beragam. Pasar kini menunggu
hasil rapat reguler ECB dan data ketenagakerjaan AS.
Indeks Nikkei menuat 0,15%, didukung oleh pelemahan yen ke level
terendah dalam sebulan. Indeks Kospi melemah 0,5%, meski data PDB Korsel
bagus.
Indeks Australia ASX 200 melemah 0,2% menjelang data
perdagangan. Indeks Singapura STI masih flat. Di Hong Kong, indeks Hang
Seng dibuka flat.
Wall Street kembali ke zona hijau, dengan indeks S&P 500 mencetak
rekor baru, sayang lajunya tipis karena data ketenagakerjaan swasta
tidak sebagus harapan. Menurut ADP semalam, lapangan kerja swasta tumbuh
179.000 selama Mei, di bawah prediksi 210.000. Data ADP merupakan
gambaran awal laporan payroll besok malam. Pasar membutuhkan angka
pertumbuhan 200 ribu sebagai bukti perbaikan lapangan kerja. Tapi indeks
non manufaktur dari ISM naik ke 56,3 di Mei dari 55,2 di April,
pertanda sektor jasa AS semakin menggeliat.
Pada dasarnya, valuasi saham sudah tinggi, terutama di AS yang sudah
menyentuh rekor. Alhasil lajunya mulai mentok. Menu utama hari ini
adalah hasil rapat ECB. Para pejabat ECB sudah berulang kali mengatakan
siap melonggarkan kebijakan dalam rangka mengurangi risiko deflasi.
Pasar ingin melihat apakah Mario Draghi dkk membuat gebrakan dengan
mencanangkan pelonggaran yang belum pernah dilakukan dalam sejarah ECB.
Dengan kata lain, kejutan apa yang sedang disiapkan ECB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar