BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Selasa, 08 Juli 2014

Ekonomi China Masih Butuh Rangsangan

Pertumbuhan ekonomi China terlihat membaik di kuartal kedua dari periode sebelumnya, tapi masih ada risiko tekanan. Alhasil, langkah bantuan dari pemerintah masih dibutuhkan.
Li-Keqiang
“Performa ekonomi di kuartal kedua membaik, namun kita tidak boleh lengah menghadapi risisko tekanan,” kata Perdana Menteri Li Keqiang kemarin. Ia tidak memberi kejelasan seberapa baik angka pertumbuhan periode April-Juni itu, namun pernyataan itu memberi optimisme pada laporan PDB yang akan diumumkan minggu depan. Menurut prediksi, PDB kuartal kedua stabil di 7,4%.


Ia mengatakan pemerintah akan menghindari stimulus agresif, tapi meningkatkan stimulus terukur untuk mendorong pertumbuhan. Ia menjamin pemerintah akan terus menyesuaikan kebijakan dan optimis target pertumbuhan tahun ini bisa tercapai.

Berbicara dalam jump pers pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Li berjanji akan semakin membuka pasar China.

Penggunaan stimulus terukur lansung ditujukan pada area sektor riil, ini berbeda dari sebelumnya di mana Beijing lebih condong menggunakan stimulus dari sisi moneter, seperti memangkas Giro Wajib Minimum (GWM). Tapi di tengah pertumbuhan kredit yang terlalu pesat, otoritas beralih dari kebijakan moneter dan berfokus pada perubahan struktural.

Serangkaian data mengindikasikan ekonomi China sedang stabilisasi dalam beberapa bulan terakhir. Tapi sektor properti masih menjadi ancaman. Para pengamat mengatakan kondisi terburuk ekonomi sudah lewat berkat kebijakan yang diterapkan oleh Beijing itu, tapi memandang stimulus tambahan akan dibutuhkan di masa mendatang untuk menutupi dampak perlambatan di sektor properti, yang dianggap sebagai risiko terbesar yang mengancam pertumbuhan.

Tidak ada komentar: