Presiden ECB Mario Draghi kemarin mengatakan pembelian aset skala besar masih sesuai mandat yaitu menjaga stabilitas harga.
“QE masuk dalam kerangka mandat,” katanya di parlemen Eropa. Ia
menegaskan Dewan Gubernur secara bulat siap menggunakan kebijakan non
konvensional untuk mengatasi risiko inflasi rendah berkepanjangan.
Pernyataan Draghi itu, yang dilontarkannya di hadapan parlemen baru
terpilih yang bertemu di Strasbourg, Perancis, merupakan indikasi
terbaru bahwa bank sentral Eropa itu terbuka dengan wacana stimulus
agresif bila diperlukan.
Namun, ia mengatakan langkah ECB yang baru diterapkan, seperti bunga
negatif dan pinjaman murah, sudah memperlihatkan dampaknya dan bisa
membantu mendorong inflasi, yang kini 0,5%, mendekati target 2%.
Menurutnya, kebijakan suku bunga rendah dan bunga simpanan negatif
tidak akan memicu penggelembungan aset.
Pernyataan soal QE itu datang beberapa jam setelah IMF mengimbau lagi
ECB agar mempertimbangkan pembelian obligasi skala besar dalam rangka
mendorong perkreditan dan mencegah deflasi. Lembaga itu menyebutkan
beberapa manfaat pembelian aset agresif. Menurut IMF, kebijakan itu,
yang sudah diterapkan AS, Inggris dan Jepang, bisa mendorong inflasi
dengan meningkatkan konsumsi dan investasi di seluruh zona euro.
Dalam kesempatan itu, Draghi memperingatkan akan bahaya apresiasi
mata uang terhadap pemulihan ekonomi. “Apresiasi yang terjadi sejak
pertengahan 2012 berdampak pada stabilitas harga. Dalam konteks saat
ini, penguatan nilai tukar merupakan ancaman terhadap keberlangsungan
pemulihan,” katanya. Ke depan, ia melihat pemulihan ekonomi berjalan
perlahan-lahan, namun masih ada risiko penurunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar