Dollar masih bertahan di level tertinggi dalam 11 bulan terakhir
menyusul data ekonomi AS yang mengesankan. Kedua data itu memperkuat
pandangan bahwa kebijakan moneter the Fed masih unggul dari bank sentral
lainnya. Sementara euro semakin terpuruk di tengah ekspektasi ECB harus
mengeluarkan stimulus lagi.
Meski sudah dalam kondisi jenuh beli, dollar masih mampu melanjutkan
penguatan berkat data durable goods orders dan sentimen konsumen.
Durable goods orders tumbuh 22,6% selama Juli, jauh di atas prediksi 8%
dan menjadi kenaikan yang tertinggi dalam sejarah. Data ini
mengindikasikan pesatnya pertumbuhan aktivitas manufaktur, yang positif
untuk pertumbuhan di kuartal ketiga. Sedangkan sentimen konsumen dari
Conference Board naik ke 92,4 di Agustus, tertinggi sejak 2007, dari
90,3. Data ini mengindikasikan semakin optimisnya konsumen AS pada
prospek ekonomi.
Data ini mengukuhkan posisi the Fed sebagai bank sentral yang sedang
menormalisasi kebijakan moneter.
Meski tidak berencana menaikkan suku
bunga tahun ini, the Fed dianggap masih lebih unggul dibandingkan bank
sentral negara maju lainnya, seperti ECB dan BOJ. Inilah faktor yang
membawa dollar dalam tren penguatan. Dalam jangka panjang, tren mata
uang akan bergantung pada dinamika prospek kebijakan moneter. Untuk saat
ini, memang the Fed lebih unggul, tapi dengan perbaikan ekonomi Inggris
yang pesat, bisa saja BOE menyainginya. Untuk ECB dan BOJ, kemungkinan
besar masih berkutat dengan kebijakan longgar.
Tidak ada data penting terjadwal di AS malam nanti, alhasil
pergerakan dollar kemungkinan tertahan dulu.
Meski tren penguatan
dollar masih berjalan, perlu diwaspadai koreksi dalam waktu dekat.
Indeks dollar berada di 82,65 dan sempat menyentuh 82,74 atau tertinggi
sejak September 2013. Resistance terdekat di 82,85, dan support di
82,40. Dengan RSI di 80, potensi kenaikan semakin terbatas. Terhadap
yen, dollar stabil di 104, dengan pola doji dan RSI (14) di 79, potensi
koreksi perlu diwaspadai. Atas franc, dollar stabil di 0,9175.
Di tengah isu pelonggaran lanjutan dari ECB, euro semakin terpuruk ke
level terendah dalam 11 bulan.
Meski ECB tidak akan melakukan QE dalam
waktu dekat, kemungkinan QE itu semakin besar. Ditambah lagi belum ada
berita positif dari Eropa. Kondisi geopolitik di Ukraina turut
mempengaruhi sentimen atas euro. Meski RSI (14) sudah berada di 21, euro
terjebak di $1,3165. Support ada di $1,3120 dan peluang reversal bisa
terlihat bila ditutup di atas $1,3250.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar