Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul hasil Wall Street yang
flat, di tengah minimnya katalis baru. Selain itu, isu geopolitik
Ukraina semakin mengurangi minat beli.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang masih flat. Indeks Nikkei Nikkei melemah 0,18%, turut ditekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi melemah 0,1% menyusul aturan pajak korporat baru. Indeks SIngapura STI turun 0,21%. Indeks Hang Seng melemah 0,4%.
Kondisi ini terjadi setelah Wall Street berakhir flat semalam.
Pada dasarnya saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS, di mana indeks utama sudah mencetak rekor beberapa kali sepanjang tahun ini. Dengan lewatnya musim laporan keuangan, pasar mulai kehilangan acuan pergerakan. Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, dengan beberapa indeks utamanya sudah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Saham global tertekan oleh ketegangan antara Rusia dan Barat, di mana kedua pihak saling melemparkan sanksi menyusul langkah Kremlin mengerahkan 20.000 pasukan di perbatasan Ukraina. Meski risiko invasi masih kecil, situasi ini membuat investor enggan bertransaksi.
Even penting terjadwal hari ini adalah hasil rapat reguler BOE dan ECB, yang diperkirakan tidak ada sesuatu yang baru. Tapi pernyataan kedua bank sentral layak disimak. Pasar ingin mengetahui apa yang disampaikan Gubernur BOE Mark Carney soal ekonomi dan prospek kebijakan ke depan. Soal ECB, pasar ingin mendengar apa pandangan Presiden Mario Draghi soal peluang QE dan stabiltas finansial menyusul masalah perbankan di Portugal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar