Data kemarin menunjukkan PDB RI hanya tumbuh 5,12% di kuartal kedua. Angka itu di bawah proyeksi 5,30% dan kuartal sebelumnya yang 5,22%. Angka pertumbuhan itu bahkan merupakan yang terendah dalam lima tahun. Sebelum itu, data menunjukkan RI mencatat defisit perdagangan $2,2 miliar selama semester pertama.
Kedua data itu, yang menunjukkan kinerja ekonomi mengecewakan, memberi tekanan ke IHSG, yang sempat menanjak berkat penguatan regional. Dengan kejatuhan bursa global saat ini karena isu geopolitik, semakin mengurangi peluang agar IHSG bisa melepaskan diri dari kondisi bearish. Jatuhnya indeks Dow Jones dan Hang Seng sepertinya dijadikan alasan untuk menekan IHSG lebih lanjut.
Setelah seminggu libur, aktivitas perdagangan belum bergairah kembali. Laporan keuangan emiten sejauh ini banyak yang memuaskan, sayangnya hal itu tidak memberi dorongan berarti ke IHSG. Pada dasarnya, investor sedang menunggu susunan kabinet presiden baru Joko Widodo, untuk melihat gambaran pemerintahan ke depan.
Pergerakan IHSG kemungkinan di 5060-5130, tapi kondisi bearish terbentuk bila indeks ditutup di bawah MA 20 5030.
Global Outlook
Saham Asia bertumbangan hari ini menyusul kejatuhan Wall Street karena mencuatnya kembali ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,3% ke 146,34 di Tokyo pagi ini setelah melemah 0,8% kemarin.
Indeks Nikkei melemah 0,72%. Indeks Kospi melemah 0,1% ke level terendah dalam seminggu. Indeks Australia ASX 200 turun 0,3% ke level terendah dalam tiga minggu. Indeks Singapura STI melorot 0,28%.
Indeks Hang Seng merosot 0,45%.
Wall Street tumbang, dengan indeks Dow Jones melemah 0,84% dan indeks S&P 500 merosot 0,9%, meski data manufaktur AS lebih baik dari prediksi. Indeks manufaktur ISM naik ke 58,7 di Juli dari 56,0.
Kejatuhan terjadi setelah ada berita sekitar 20.000 pasukan Rusia menggelar latihan perang dekat perbatasan Ukraina. Ada kekhawatiran Rusia berniat menginvasi Ukraina, langkah dapat dapat membuat kawasan membara.
Pada dasarnya saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS, di mana indeks utama sudah mencetak rekor beberapa kali sepanjang tahun ini. Dengan lewatnya musim laporan keuangan, pasar mulai kehilangan acuan pergerakan. Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, dengan beberapa indeks utamanya sudah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Indeks Hang Seng masih bergerak dekat level tertinggi sejak Nopember 2010. Indeks Nikkei sedang dalam fase koreksi, tapi sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan bulan minggu lalu. Banyak pengamat yang memperingatkan akan potensi koreksi harga. Dengan level yang tinggi dan di tengah minimnya katalis beli baru, tentunya membuat indeks rentan akan fluktuasi.
Review IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan trend positif akibat aksi profit taking. Pada penutupan perdagangan, Selasa (05/08/2014), IHSG terkoreksi 10,158 poin (0,2%) ke level 5.109,087.
Posisi indeks yang mulai overbought memicu investor untuk melakukan profit taking, terutama investor asing yang mencatatkan net sell senilai Rp 128 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Koreksi juga dipicu oleh data pertumbuhan ekonomi RI yang lebih rendah dari perkiraan. Pertumbuhan ekonomi triwulan II hanya sebesar 5,12% atau turun dibanding triwulan I yang sebesar 5,21%.
Sebanyak enam sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain; sektor aneka industri turun 1,15%, sektor konsumer turun 0,91%, dan sektor manufaktur turun 0,79%.
Saham-saham yang naik di antaranya adalah Century Textile (CNTX) naik Rp 700 ke Rp 10.000, Matahari (LPPF) naik Rp 250 ke Rp 15.000, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 200 ke Rp 12.700, dan Inti Agri (IIKP) naik Rp 200 ke Rp 1.600.
Sementara saham-saham yang turun antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 3.275 ke Rp 13.450, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 750 ke Rp 27.300, Unilever (UNVR) turun Rp 575 ke Rp 30.900, dan Bina Dana (ABDA) turun Rp 425 ke Rp 4.650.
Ulasan Teknikal
IHSG

IHSG masih gagal untuk menembus resistance di 5.135 – 5.165, dan mulai membentuk sinyal negatif di candlestick. Indikator stochastic juga masih terlihat overbought, mendukung sinyal koreksi. Meski begitu, IHSG masih mampu bertahan di atas support 5.050. Dengan begitu, secara keseluruhan, trend masih flat – naik. Trend bearish akan terbentuk jika support di 5.050 tersebut ditembus. Sementara penembusan resistance 5.135 – 5.165 akan membuka potensi penguatan menuju kisaran 5.250. Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.075 – 5.135.
R3 5,159
R2 5,142
R1 5,126
Pivot 5,108
S1 5,092
S2 5,075
S3 5,058
Stock Pick
BBRI

Trend jangka pendek bearish, terlihat dari MA 10 yang masih downtrend. Indikator RSI serta stochastic juga masih menunjukkan sinyal negatif, mendukung penurunan lanjutan. Namun, untuk trend jangka menengah serta panjang, harga masih ditopang oleh MA 55 serta support trend line di kisaran 10.550, yang juga merupakan kisaran gap. Penurunan berikutnya kemungkinan akan tertahan di kisaran support tersebut.
Rekomendasi : Buy on weakness@10.550, stop loss 10.000, target 11.350
Support : 10.550, 10.100
Resistance : 11.350, 11.800
KLBF

Harga sudah menembus support MA 55, indikasi trend mulai bergerak bearish. Indikator stochastic serta RSI juga masih menunjukkan sinyal negatif, mendukung penurunan lanjutan. Harga sepertinya akan menguji support 1.600. Jika ditembus, maka support berikutnya akan muncul di kisaran 1.550, yang juga merupakan area Fibonacci retracement 50%.
Rekomendasi : Trading Sell. Buy on wekaness@1.550, stop loss 1.490, target 1.650
Support : 1.600, 1.550
Resistance : 1.650, 1.710
Rekomendasi
Stock Screener
Tidak ada komentar:
Posting Komentar