Saham Asia
bergerak variatif hari ini di tengah memanasnya kembali ketegangan
geopolitik di Ukraina. Selain itu, investor juga berhati-hati menjelang
data manufaktur China.
Indeks Nikkei menguat 0,21%, dibantu oleh pelemahan yen.
Indeks Kospi
masih flat. Indeks Singapura STI juga flat. Di Hong Kong, indeks Hang
dibuka melemah 0,1%. Akhir pekan lalu, Wall Street mencatat hasil
positif, dengan indeks S&P 500 naik 0,33%.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko memperingatkan perang skala penuh
bisa terjadi bila pasukan Rusia terus bergerak membantu separatis
pro-Moskow. Hal itu datang setelah upaya gencatan senjata gagal. AS
menyebut Rusia bertanggung jawab atas kekerasan di Ukraina timur dan
siap menambah sanksi.
Sembari mewaspadai perkembangan di Ukraina, investor menunggu data
manufaktur dari China. Indeks PMI manufaktur versi pemerintah turun ke
51,1 di Agustus dari 51,7 di Juli. Sedangkan HSBC akan mengumumkan angka
final indeks PMI versinya, yang minggu lalu keluar memperlihatkan level
terendah dalam tiga bulan.
Minggu ini cukup sarat dengan even penting, seperti rapat bank sentral
dari RBA, BOJ, BOE dan ECB, serta data ketenagakerjaan AS.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi,
seperti di AS yang sudah mencetak rekor beberapa kali. Kondisi di
regional tidak jauh berbeda, seperti indeks Hang Seng yang meraih level
tertinggi dalam 6 tahun minggu lalu. Alhasil, koreksi suatu saat tidak
terelakkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar