Tekanan jual yang terjadi pada hari Jumat sore kemarin, sepertinya
hanya tekanan jual sesaat, karena hingga pagi hari ini, tidak terlihat
adanya berita yang cukup besar untuk menggerakkan harga hingga seperti
itu.
Meskipun demikan dengan posisi penutupan IHSG dibawah suport di
5165, signalnya relatif tidak terlalu bagus karena telah membuka potensi
koreksi hingga 4900 – 5050. Setidaknya, IHSG membutuhkan posisi
penutupan diatas resisten di 5165 untuk membatalkan signal negatif yang
kemarin muncul.
Kenaikan 18,88 poin (+0,11 persen) yang terjadi pada indeks Dow Jones
Industrial (DJI) pada hari Jumat, telah membuat indeks dari bursa di
kawasan Asia padi ini cenderung bergerak bervariasi. Indeks Hang seng
running dengan kenaikan tipis, dibawah 0,1 persen, sedangkan Indeks
Strait Times juga bergerak fluktuatif, dengan kenaikan atau penurunan
kurang dari 0,1 persen juga. Tidak terlihat adanya sentimen yang kuat
pada bursa regional.
Dengan minimnya sentimen dari bursa regional, IHSG hari ini diperkirakan
bakal mengalami teknikal reboud, ditengah para pemodal yang sedang
menunggu pengumuman angka neraca perdagangan di bulan Juli, serta angka
inflasi Agustus yang akan diumumkan oleh BPS siang nanti. IHSG bakal
bergerak bervariasi pada kisaran sempit, 5125 – 5165. Hanya penutupan
diatas resisten 5165 yang akan memberikan signal positif bagi pergerakan
IHSG.
Konsolidasi yang tengah terjadi pada IHSG, membuat pemodal harus lebih
bersabar dalam melakukan positioning. Untuk posisi jangka menengah,
akumulasi lebih kami sarankan ketika IHSG memasuki kisaran suport 4900 –
5050.
Global outlook
Saham Asia bergerak variatif hari ini di tengah
memanasnya kembali ketegangan geopolitik di Ukraina. Selain itu,
investor juga berhati-hati menjelang data manufaktur China.
Indeks Nikkei menguat 0,21%, dibantu oleh pelemahan yen. Indeks Kospi
masih flat. Indeks Singapura STI juga flat. Di Hong Kong, indeks Hang
dibuka melemah 0,1%. Akhir pekan lalu, Wall Street mencatat hasil
positif, dengan indeks S&P 500 naik 0,33%.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko memperingatkan perang skala penuh bisa
terjadi bila pasukan Rusia terus bergerak membantu separatis
pro-Moskow. Hal itu datang setelah upaya gencatan senjata gagal. AS
menyebut Rusia bertanggung jawab atas kekerasan di Ukraina timur dan
siap menambah sanksi.
Sembari mewaspadai perkembangan di Ukraina, investor menunggu data
manufaktur dari China. Indeks PMI manufaktur versi pemerintah turun ke
51,1 di Agustus dari 51,7 di Juli. Sedangkan HSBC akan mengumumkan angka
final indeks PMI versinya, yang minggu lalu keluar memperlihatkan level
terendah dalam tiga bulan.
Minggu ini cukup sarat dengan even penting, seperti rapat bank sentral
dari RBA, BOJ, BOE dan ECB, serta data ketenagakerjaan AS.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, seperti
di AS yang sudah mencetak rekor beberapa kali. Kondisi di regional tidak
jauh berbeda, seperti indeks Hang Seng yang meraih level tertinggi
dalam 6 tahun minggu lalu. Alhasil, koreksi suatu saat tidak terelakkan.
Review IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di akhir
minggu akibat aksi jual menjelang penutupan. Pada penutupan perdagangan,
Jumat (29/08/2014), IHSG merosot 47,616 poin (0,92%) ke level
5.136,863.
Belum adanya katalis baru memicu investor untuk melakukan aksi profit
taking. Masalah pro – kontra kenaikan harga Bahan Bahan Minyak (BBM)
masih menjadi sentimen negatif yang datang dari dalam negeri. Sementara
itu, penurunan bursa regional dan global akibat kekhwatiran Ukraina
makin memperberat sentimen.
Sebanyak tujuh sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar
yaitu sektor keuangan turun 1,66%, sektor konsumer turun 1,5%, dan
sektor manufaktur turun 1,34%.
Saham-saham yang naik di antaranya adalah Multi Bintang (MLBI) naik Rp
25.500 ke Rp 1,03 juta, Rida Vivatex (RDTX) naik Rp 950 ke Rp 6.000,
First Media (KBLV) naik Rp 545 ke Rp 2.730, dan Maskapai Reasuransi
(MREI) naik Rp 525 ke Rp 6.400.
Saham-saham yang turun antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 1.075 ke Rp
31.025, BCA (BBCA) turun Rp 650 ke Rp 11.200, Gudang Garam (GGRM) turun
Rp 600 ke Rp 54.000, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 500 ke Rp 25.500.
Ulasan Teknikal
IHSG
Kegagalan IHSG bertahan di atas support 5.150
menyebabkan tren jangka pendek IHSG kembali bearish. Pola long black
candlestick, serta indikator stochastic yang dead cross masih
memungkinkan IHSG melanjutkan penurunannya untuk menguji support di
kisaran 5.088 – 5.113. Sementara itu, sinyal positf akan muncul jika
IHSG kembali bergerak di atas resistance 5.174. Untuk hari ini, IHSG
diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.088 – 5.174.
R3 5230
R2 5211
R1 5174
Pivot 5156
S1 5118
S2 5100
S3 5062
Stock Pick
DILD
Trend bullish, namun indikator stochastic serta RSI
sudah terlihat overbought . Candlestick membentuk pola spinning top,
bisa membuka potensi pembentukan pola evening star, sebuah sinyal
reversal. Support terdekat berada di kisaran 570. Sinyal reversal akan
muncul jika support tersebut kemudian ditembus, dengan potensi penurunan
lanjutan menuju kisaran 535.
Rekomendasi : Sell breakout 570
Support : 570, 535
Resistance : 595, 630
KIJA
Harga bergerak di atas support 276 serta MA 10,
indikasi trend jangka pendek kembali bullish. Indikator stochastic serta
RSI juga masih menunjukkan sinyal positif, meski mulai mendekati area
overbought. Untuk itu, kami masih melihat potensi kenaikan bagi KIJA
untuk menguji resistance di 296. Jika ditembus, kenaikan bisa berlanjut
menuju area 304 – 314.
Rekomendasi : Trading buy, stop loss breakout 276, target 296.
Support : 276, 268
Resistance : 292, 296
Rekomendasi
Stock Screener
Tidak ada komentar:
Posting Komentar