Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul pelemahan Wall Street
meski ECB mengumumkan program stimulus. Sepertinya muncul sikap
antisipatif menjelang data payroll.
Indeks Nikkei menguat 0,32$, turut didorong oleh pelemahan yen ke 105
per dollar. Indeks Kospi melemah 0,22%. Indeks Singapura STI masih
flat.
Indeks Hang Seng juga dibuka flat. Wall Street ditutup koreksi,
dengan indeks S&P 500 melemah 0,15%.
ECB memangkas suku bunganya ke 0,05% dan bunga fasilitas simpanan
menjadi -0,2%. Selain itu, sang presiden Mario Draghi mengatakan
pihaknya siap membeli obligasi dalam rangka mencegah deflasi.
Awalnya, pengumuman ECB itu memberi dorongan ke saham di Wall Street.
Apalagi data ISM non manufaktur cukup memuaskan. Namun, menjelang akhir
sesi, beberapa indeks utama tertekan.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi,
seperti di AS yang sudah mencetak rekor beberapa kali. Kondisi ini
membuat pergerakan indeks sering kali mentok, dan terjebak dalam range
sempit. Para analis melihat adanya kondisi jenuh beli dan koreksi
semakin dekat.
Pasar kini menunggu data payroll AS, yang diperkirakan tetap tumbuh
di atas 200 ribu. Daat dari ADP semalam menunjukkan lapangan kerja
swasta bertambah 204.000 selama Agustus, di bawah prediksi 212.000.
Kecuali data payroll fantastis, pergerakan saham sepertinya tetap tidak
akan besar. Data yang mengecewakan akan dijadikan alasan untuk profit
taking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar