Langkah Bank Sentral Eropa (ECB) untuk meluncurkan stimulus dan
menurunkan suku bunga menjadi 0,05 persen, telah membuat indeks Dow
Jones Industrial (DJI) mencetak rekor baru (all time high) di 17.161.55
sebelum pada akhirnya aksi wait and see pelaku pasar atas data tenaga
kerja membuat indeks ini ditutup dengan koreksi tipis 8,70 poin (-0,05
persen) sehingga ditutup pada level 17.069,58. Sentimen yang bervariasi
ini, membuat indeks di kawasan regional Asia hari ini bergerak
bervariasi. Sempat bergerak naik di awal pergerakan, indeks Hang Seng
dan Strait Times pagi ini relatif bergerak flat turun, dengan koreksi
kurang dari 0,5 persen.
IHSG kemarin ditutup dengan signal negatif, setelah ditutup tipis
dibawah suport pertama di level 5.206.
Minimnya sentimen dari bursa
regional ini, diperkirakan bakal membuat IHSG tetap bergerak bervariasi
pada kisaran 5185 – 5251. Meski signal dari IHSG cenderung negatif,
selama pemodal asing masih dalam posisi akumulasi, IHSG sulit untuk
terkoreksi secara signifikan.
Pada perdagangan kemarin, saham-saham blue chip, yang pada hari Rabu
ditutup dengan signal positif, banyak yang kemudian ditutup dibawah
suport level pertamanya. Pemodal sebaiknya melihat apakah saham-saham
tersebut hari ini berhasil kembali di atas suport sebelumnya, resisten
pertama untuk hari ini.
Global Outlook
Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul
pelemahan Wall Street meski ECB mengumumkan program stimulus. Sepertinya
muncul sikap antisipatif menjelang data payroll.
Indeks Nikkei menguat 0,32$, turut didorong oleh pelemahan yen ke 105
per dollar. Indeks Kospi melemah 0,22%. Indeks Singapura STI masih flat.
Indeks Hang Seng juga dibuka flat. Wall Street ditutup koreksi, dengan
indeks S&P 500 melemah 0,15%.
ECB memangkas suku bunganya ke 0,05% dan bunga fasilitas simpanan
menjadi -0,2%. Selain itu, sang presiden Mario Draghi mengatakan
pihaknya siap membeli obligasi dalam rangka mencegah deflasi.
Awalnya, pengumuman ECB itu memberi dorongan ke saham di Wall Street.
Apalagi data ISM non manufaktur cukup memuaskan. Namun, menjelang akhir
sesi, beberapa indeks utama tertekan.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, seperti
di AS yang sudah mencetak rekor beberapa kali. Kondisi ini membuat
pergerakan indeks sering kali mentok, dan terjebak dalam range sempit.
Para analis melihat adanya kondisi jenuh beli dan koreksi semakin dekat.
Pasar kini menunggu data payroll AS, yang diperkirakan tetap tumbuh di
atas 200 ribu. Daat dari ADP semalam menunjukkan lapangan kerja swasta
bertambah 204.000 selama Agustus, di bawah prediksi 212.000. Kecuali
data payroll fantastis, pergerakan saham sepertinya tetap tidak akan
besar. Data yang mengecewakan akan dijadikan alasan untuk profit taking.
Review IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) gagal melanjutkan
kenaikannya akibat aksi profit taking. Pada penutupan perdagangan, Kamis
(04/09/2014), IHSG melemah 18,813 poin (0,36%) ke level 5.205,322.
Sempat menguat di awal pedagangan seiring dengan kenaikan bursa
regional, laju IHSG kemudian tersendat oleh aksi profit taking. Posisi
indeks yang sudah mulai mendekati rekor menjadi penyebab aksi profit
taking tersebut. Aksi profit taking lebih dominan dilakukan investor
lokal, sementara asing masih mencatatkan net buy senilai lebih dari Rp
200 miliar di pasar reguler.
Sebanyak delapan sektor memerah, yang dipimpin sektor aneka industri
yang turun sebesar 1,26%..
Sedangkan dua sektor yang berhasil menguat
adalah sektor pertambangan yang naik 1,07% dan sektor infrastruktur yang
naik naik 0,47%.
Saham-saham yang naik di antaranya adalah Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 520
ke Rp 3.020, Mayora (MYOR) naik Rp 425 ke Rp 30.900, Pool Advista
(POOL) naik Rp 375 ke Rp 1.875, dan Surya Essa (ESSA) naik Rp 295 ke Rp
3.485.
Sementara saham-saham yang turun antara lain Merck (MERK) turun Rp 5.000
ke Rp 180.000, United Tractor (UNTR) turun Rp 900 ke Rp 21.550,
Matahari (LPPF) turun Rp 700 ke Rp 15.950, dan Lippo Insurance (LGPI)
turun Rp 475 ke Rp 5.100.
Ulasan Teknikal
IHSG
IHSG masih belum mampu menembus resistance kuatnya
di 5.251, dan membuat sinyal reversal pada candlestick. Indikator RSI
membentuk bearish divergence, semnetara stochastic overbought dan
berpeluang dead cross. Meski begitu, IHSG masih bertahan di atas support
5.200 serta MA 10. Peluang bullish masih terbuka selama support
bertahan, dengan potensi kenaikan menguji kembali resistance 5.251.
Namun, jika support ditembus, trend bullish jangka pendek akan berakhir
dan IHSG berpeluang turun lebih jauh menuju kisaran 5.088 – 5.136. Untuk
hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.179 – 5.251.
R3 5,264
R2 5,248
R1 5,227
Pivot 5,211
S1 5,190
S2 5,174
S3 5,152
Stock Pick
CPIN
Dalam sebulan terakhir, pergerakan CPIN cenderung flat
dengan kisaran support di 3.855 dan resistance 4.075. Saat ini, MA 10
masih menunjukkan uptrend, namun harga sudah berada di kisaran
resistance 4.075.
Jika resistance gagal ditembus, berpotensi terkoreksi
menuju support terdeekatnya di 3,950 hingga 3.855.
Rekomendasi : Take profit. Buy on weakness @3.855, stop loss 3.785, target 4.075.
Support : 3.950, 3.855
Resistance : 4.075, 4.195
KLBF
Harga masih bertahan di atas support trend line serta
MA 10, indikasi trend jangka pendek bullish. Indikator stochastic
overbought, namun RSI masih menunjukkan sinyal positif. Potensi kenaikan
masih terbuka untuk menguji resistance 1.690 – 1.700.
Rekomendasi : Trading buy, stop loss breakout 1.660, target 1.700.
Support : 1.660, 1.610
Resistance : 1.700, 1.730
Rekomendasi
Stock Screener
Tidak ada komentar:
Posting Komentar