BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Jumat, 05 September 2014

IHSG Mencoba Bertahan Di Atas Support

Langkah Bank Sentral Eropa (ECB) untuk meluncurkan stimulus dan menurunkan suku bunga menjadi 0,05 persen, telah membuat indeks Dow
Jones Industrial (DJI) mencetak rekor baru (all time high) di 17.161.55 sebelum pada akhirnya aksi wait and see pelaku pasar atas data tenaga kerja membuat indeks ini ditutup dengan koreksi tipis 8,70 poin (-0,05 persen) sehingga ditutup pada level 17.069,58. Sentimen yang bervariasi ini, membuat indeks di kawasan regional Asia hari ini bergerak bervariasi. Sempat bergerak naik di awal pergerakan, indeks Hang Seng dan Strait Times pagi ini relatif bergerak flat turun, dengan koreksi kurang dari 0,5 persen.

IHSG kemarin ditutup dengan signal negatif, setelah ditutup tipis dibawah suport pertama di level 5.206.

Minimnya sentimen dari bursa regional ini, diperkirakan bakal membuat IHSG tetap bergerak bervariasi pada kisaran 5185 – 5251. Meski signal dari IHSG cenderung negatif, selama pemodal asing masih dalam posisi akumulasi, IHSG sulit untuk terkoreksi secara signifikan.

Pada perdagangan kemarin, saham-saham blue chip, yang pada hari Rabu ditutup dengan signal positif, banyak yang kemudian ditutup dibawah suport level pertamanya. Pemodal sebaiknya melihat apakah saham-saham tersebut hari ini berhasil kembali di atas suport sebelumnya, resisten pertama untuk hari ini.

Global Outlook
Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul pelemahan Wall Street meski ECB mengumumkan program stimulus. Sepertinya muncul sikap antisipatif menjelang data payroll.

Indeks Nikkei menguat 0,32$, turut didorong oleh pelemahan yen ke 105 per dollar. Indeks Kospi melemah 0,22%. Indeks Singapura STI masih flat. Indeks Hang Seng juga dibuka flat. Wall Street ditutup koreksi, dengan indeks S&P 500 melemah 0,15%.

ECB memangkas suku bunganya ke 0,05% dan bunga fasilitas simpanan menjadi -0,2%. Selain itu, sang presiden Mario Draghi mengatakan pihaknya siap membeli obligasi dalam rangka mencegah deflasi.

Awalnya, pengumuman ECB itu memberi dorongan ke saham di Wall Street. Apalagi data ISM non manufaktur cukup memuaskan. Namun, menjelang akhir sesi, beberapa indeks utama tertekan.

Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, seperti di AS yang sudah mencetak rekor beberapa kali. Kondisi ini membuat pergerakan indeks sering kali mentok, dan terjebak dalam range sempit. Para analis melihat adanya kondisi jenuh beli dan koreksi semakin dekat.

Pasar kini menunggu data payroll AS, yang diperkirakan tetap tumbuh di atas 200 ribu. Daat dari ADP semalam menunjukkan lapangan kerja swasta bertambah 204.000 selama Agustus, di bawah prediksi 212.000. Kecuali data payroll fantastis, pergerakan saham sepertinya tetap tidak akan besar. Data yang mengecewakan akan dijadikan alasan untuk profit taking.
 
Review IHSG
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) gagal melanjutkan kenaikannya akibat aksi profit taking. Pada penutupan perdagangan, Kamis (04/09/2014), IHSG melemah 18,813 poin (0,36%) ke level 5.205,322.

Sempat menguat di awal pedagangan seiring dengan kenaikan bursa regional, laju IHSG kemudian tersendat oleh aksi profit taking. Posisi indeks yang sudah mulai mendekati rekor menjadi penyebab aksi profit taking tersebut. Aksi profit taking lebih dominan dilakukan investor lokal, sementara asing masih mencatatkan net buy senilai lebih dari Rp 200 miliar di pasar reguler.

Sebanyak delapan sektor memerah, yang dipimpin sektor aneka industri yang turun sebesar 1,26%..

Sedangkan dua sektor yang berhasil menguat adalah sektor pertambangan yang naik 1,07% dan sektor infrastruktur yang naik naik 0,47%.

Saham-saham yang naik di antaranya adalah Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 520 ke Rp 3.020, Mayora (MYOR) naik Rp 425 ke Rp 30.900, Pool Advista (POOL) naik Rp 375 ke Rp 1.875, dan Surya Essa (ESSA) naik Rp 295 ke Rp 3.485.

Sementara saham-saham yang turun antara lain Merck (MERK) turun Rp 5.000 ke Rp 180.000, United Tractor (UNTR) turun Rp 900 ke Rp 21.550, Matahari (LPPF) turun Rp 700 ke Rp 15.950, dan Lippo Insurance (LGPI) turun Rp 475 ke Rp 5.100.

Ulasan Teknikal
 
IHSG
IHSG 05-09-2014

IHSG masih belum mampu menembus resistance kuatnya di 5.251, dan membuat sinyal reversal pada candlestick. Indikator RSI membentuk bearish divergence, semnetara stochastic overbought dan berpeluang dead cross. Meski begitu, IHSG masih bertahan di atas support 5.200 serta MA 10. Peluang bullish masih terbuka selama support bertahan, dengan potensi kenaikan menguji kembali resistance 5.251. Namun, jika support ditembus, trend bullish jangka pendek akan berakhir dan IHSG berpeluang turun lebih jauh menuju kisaran 5.088 – 5.136. Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.179 – 5.251.

R3 5,264
R2 5,248
R1 5,227
Pivot 5,211
S1 5,190
S2 5,174
S3 5,152

Stock Pick
 
CPIN
CPIN 05-09-2014
 
Dalam sebulan terakhir, pergerakan CPIN cenderung flat dengan kisaran support di 3.855 dan resistance 4.075. Saat ini, MA 10 masih menunjukkan uptrend, namun harga sudah berada di kisaran resistance 4.075.

Jika resistance gagal ditembus, berpotensi terkoreksi menuju support terdeekatnya di 3,950 hingga 3.855.
 
Rekomendasi : Take profit. Buy on weakness @3.855, stop loss 3.785, target 4.075.
 
Support              : 3.950, 3.855
Resistance        : 4.075, 4.195

KLBF
KLBF 05-09-2014
 
Harga masih bertahan di atas support trend line serta MA 10, indikasi trend jangka pendek bullish. Indikator stochastic overbought, namun RSI masih menunjukkan sinyal positif. Potensi kenaikan masih terbuka untuk menguji resistance 1.690 – 1.700.
 
Rekomendasi : Trading buy, stop loss breakout 1.660, target 1.700.
 
Support              : 1.660, 1.610
Resistance        : 1.700, 1.730

Rekomendasi
 
Stock Screener
SS 05-09-2014

Tidak ada komentar: