The Fed secara resmi mengakhiri program pembelian obligasinya atau
yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE). Dengan berakhirnya program
itu, muncul pernyataan bagaimana bauran kebijakan the Fed ke depan,
terutama terkait dengan suku bunga.
Dalam
pernyataannya, the Fed mengatakan kebijakan akomodatif masih berlaku
untuk sementara waktu (considerable time). Tapi, mencerminkan perubahan
bahasa, the Fed menyorot perkembangan di pasar tenaga kerja. Mengganti
pandangan sebelumnya, bahwa ada kurangnya utilisasi sumber daya manusia,
the Fed mengatakan perbaikan substansial di penciptaan lapangan kerja.
Meski mengatakan suku bunga rendah masih berlaku, the Fed membuka
peluang kenaikan kalau kondisi memungkinkannya. “Bila informasi
mendatang mengindikasikan perkembangan lapangan kerja dan inflasi yang
lebih baik dari perkiraan Komites, maka kenaikan suku bunga bisa terjadi
lebih cepat. Sebaliknya, tambahnya, bila perkembangan tidak sesuai
harapan, kenaikan suku bunga mungkin harus ditunda.
Pernyataan itu menunjukkan the Fed tidak menyinggung mengenai gejolak
di pasar keuangan dan kekhawatiran soal ekonomi global. Namun, the Fed
melihat ekspektasi inflasi sedang turun, mengindikasikan tekanan harga
belum membahayakan.
Pasar melihat adanya pernyataan soal perkembangan lapangan kerja itu
sebagai bentuk normalisasi kebijakan seiring pemulihan ekonomi AS. Ini
dipandang sebagai salah satu strategi the Fed mengalikan fokus dari
kebijakan agresif yang menggunakan pembelian aset menuju pendekatan suku
bunga.
The Fed mulai menkalankan QE 3 pada September 2012, mencanangkan
pembelian obligasi $85 miliar per bulan sampai ada perkembangan di
lapangan kerja. The Fed mulai mengurangi program pembelian sejak
Desember tahun lalu sebesar $15 miliar per bulan. Sejak program itu
dijalankan, tingkat pengangguran turun dari 8,1% ke 5,9%. Alhasil, The
Fed menyimpulkan QE 3 sudah mencapai tujuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar