Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan Asia Timur dan China,
sembari memperingatkan adanya risiko pelarian modal dari Indonesia dan
perlambatan di China akibat penyesuaian model ekonomi.
Dalam Laporan Terkini Ekonomi Asia Timur Pasifik (East Asia Pacific),
lembaga donator itu memperkirakan kawasan itu akan tumbuh 6,9% di 2015,
turun dari prediksi sebelumnya 7,1%. Angka proyeksi pertumbuhan 2016
juga direvisi menjadi 6,8% dari 7,1%.
“Pertumbuhan dan ekspor regional akan mendapat keuntungan dari
pemulihan bertahap di negara maju,”kata Bank Dunia dalam laporan itu.
Menurutnya, Asia Timur dan Pasifik akan tetap menjadi kawasan dengan
pertumbuhan terpesat di dunia. Tapi Bank Dunia memperingatkan akan
adanya risiko yang dapat mempengaruhi prospek itu, yaitu lambatnya
pemulihan perdagangan global dan perubahan suku bunga, termasuk skenario
normalisasi kebijakan moneter di AS.
Bank Dunia juga memangkas pertumbuhan ekonomi China, kini menjadi
7,4% di 2014 dan 7,2% di 2015, dari proyeksi sebelumnya 7,6% dan 7,5%.
Di 2016, pertumbuhan diperkirakan hanya 7,1%, turun dari 7,5%. “Langkah
untuk mengendalikan utang pemerintah lokal, meredam perbankan bayangan,
mengatasi kapasitas ekses, polusi tinggi akan mengurangi investasi dan
output manufaktur, katanya soal prospek ekonomi China. Bank Dunia juga
menyorot sektor properti China, dengan mengatakan pengetatan finansial
yang mendadak bisa memicu gejolak harga.
Sedangkan pertumbuhan kawasan Asia Timur di luar China, diperkirakan
melambat tajam. Untuk tahun ini, PDB kawasan itu hanya tumbuh 4,8%,
lebih rendah dari tahun lalu yang 5,2%, akibat kelesuan yang terjadi di
Indonesia dan Thailand. Untuk tahun depan, pertumbuhan diperkirakan
membaik ke 5,3%.
Lembaga kreditor itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
kemungkinan terhambat di semester kedua 2014 oleh merosotnya pendapatan
terkait komoditas, rendahnya konsumsi pemerintah dan perlambatan
pertumbuhan kredit. Selain itu, dengan adanya prospek kenaikan suku
bunga tahun depan, bisa memicu peralihan modal dari negara berkembang,
termasuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar