BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Selasa, 28 Oktober 2014

S&P 500 Ditutup Dengan Sedikit Alami Penurunan Sentimen Negatif Eropa dan Minyak

Penurunan harga acuan minyak mentah dan berita-berita negatif mengenai kondisi ekonomi Eropa membuat saham-saham alami penurunan pada hari Senin kemarin.
001
Perusahaan-perusahaan yang pendapatannya sangat bergantung dengan pertumbuhan ekonomi di luar Amerika alami nasib terburuk. Perusahaan minyak dan produsen material terlihat alami penurunan sekitar 2 persen. Sedangkan perusahaan yang pendapatannya bergantung hanya pada kondisi ekonomi Amerika termasuk diantaranya adalah sektor telekomunikasi terlihat cenderung “steady”.

Indek acuan saham Amerika S&P 500 ditutup dengan penurunan sebesar 2,95 poin atau 0,2 persen menjadi 1.961,63.

Nasdaq Composite alami kenaikan sebesar 2,22 poin menjadi 4.485,93 sedangkan Dow Jones industrial average alami kenaikan sebesar 12,53 poin atau 0,1 persen menjadi 16.817,94.

Berita yang muncul pada hari Senin kemarin sebagian besar berikan pengaruh negatif. Data Bbusiness confidence Jerman, sebagai negara dengan ekonomi paling kuat di Eropa alami penurunan dan merupakan penurunan untuk keenam kalinya dalam enam bulan terakhir dan Goldman Sachs menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia membuat perusahaan investasi tersebut turunkan perkiraan mereka terhadap harga minyak mentah.

European Central Bank keluarkan hasil stress test terhadap 130 perbankan raksasa Eropa dan menyatakan 13 diantaranya membutuhkan suntikan modal agar dapat bertahan dari kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi. Perbankan dengan hasil terburuk dari stress test tersebut adalah Italy Monte dei Paschi di Siena.

Harga saham perusaan tersebut terlihat alami penurunan sebesar 18 persen. Sedangkan saham-saham perusahaan yang lulus test terlihat sebaliknya alami kenaikan.

DAX jerman alami penurunan sebesar 0,9 persen. France CAC 40 alami penurunan sebesar 0,8 persen dan FTSE 100 Inggris alami penurunan sebesar 0,4 persen.

Pada minggu lalu, saham-saham di Amerika alami kenaikan dan bukukan performa terbaiknya dalam hampir dua tahun terakhir. Kenaikan tersebut membantu mengangkat S&P 500 dari level harga terendahnya dalam empat minggu terakhir. Indek acuan saham Amerika tersebut telah alami penurunan sebesar 6 persen pada sekitar pertengahan Oktober.

Tingginya jumlah inventori dan lemahnya permintaan global masih terus menjadi penyebab utama pernurunan harga minyak mentah. Sebelumnya minyak mentah sempat mencapai harga tertingginya $107 per barrel pada bulan Juni. Goldman Sachs menjadi perbankan Wall Street terkini yang turunkan perkiraan harga minyak mentah, dimana perbankan tersebut juga menyatakan bahwa OPEC sepertinya belum akan kurangi kuota produksi anggotanya guna dongkrak harga minyak. Harga acuan minyak mentah Amerika alami penurunan sebesar 1 sen dan ditutup pada harga $81 per barrel di New York setelah sebelumnya sempat di perdagangkan pada harga yang lebih rendah.

Harga saham perusahaan minyak dan gas alami penurunan. Halliburton dan Nabros Industries keduanya alami penurunan lebih dari 6 persen.

Saham-saham lainnya yang alami pergerakan cukup besar adalah Micron Technology yang alami kenaikan sebesar 4 persen setelah perusahaan produsen chip komputer tersebut umumkan rencana mereka untuk lakukan belanja modal sebesar $1 milliar untuk beli saham beredarnya. Micron alami kenaikan harga sebesar $1,24 menjadi $32,30 sehingga membuat secara keseluruhan harga sahamnya naik sebesar 48 persen pada tahun ini.

Merck menyatakan earning dan penjualannya untuk kuartal ketiga tahun ini alami penurunan, dan perusahaan farmasi tersebut juga turunkan perkiraan mereka terhdap laba dan revenue untuk keseluruhan tahun ini.

Berita tersebut membuat harga saham perusahaan ini alami penurunan sebesar $1,16 atau 2 persen menjadi $56,45.

Pada pasar komoditi, harga emas alami penurunan sebesar $2,50 dan bertahan pada angka $1.229,30 per ounce, silver turun 2 sen menjadi $17,16 per ounce dan Tembaga naik 2 sen menjadi $3,06 per pound.

Tidak ada komentar: