S&P 500 dan Nasdaq alami kenaikan pada hari Kamis
kemarin setelah sebelumnya para pelaku pasar cenderung lakukan transaksi
pendek, setelah dirilisnya sejumlah data ekonomi yang sedikit
menghapuskan kekhawatiran pasar terhadap pengaruh dari adanya potensi
pengaruh pelemahan ekonomi global terhadap ekonomi Amerika.
Walaupun Nasdaq dan S&P 500 ditutup dengan alami kenaikan, Dow tetap ditutup dengan alami penurunan, dan menjadi penurunan dalam enam sesi perdagangan berturut-turut, dan membuat indek saham blue-chips tersebut alami penurunan total tahun ini sebesar 2,8 persen.
Dukungan bagi kenaikan pasar juga datang dari Presiden Fed St.Louis James Bullard, yang sampaikan pernytaannya melalui Bloomberg Television. Ia menyatakan bahwa bank sentral Amerika ada kemungkinan untuk tetap keluarkan stimulus pembelian surat hutang untuk saat ini karena diperkirakan inflasi turun.
Data ekonomi, tunjukkan bahwa jobless claims atau klaim pengangguran alami penurunan mencapai level terendahnya dalam 14 tahun, dan data industrial output naik tajam untuk periode September.
Tetapi saat ini sifat keyakinan investor dapat dikatakan masih sangat rapuh, dan ada kemungkinan sentimen jual dapat kembali terjadi jika earning perusahaan-perusahaan Amerika gagal berikan keyakinan bagi pasar.
Selain earning dan data ekonomi, temuan korban virus Ebola yang telah sebabkan 1 orang korban meninggal dunia dan penurunan harga minyak masih tetap berikan kekhawatiran bagi pasar. S&P 500 untuk keseluruhan tahun ini masih turun sebesar 7,4 persen.
Kenaikan S&P 500 pada hari Rabu kemarin masih belum dapat membuatnya berada diatas moving average 200 hari.
Saham-saham sektor energi berikan sumbangan paling besar bagi kenaikan S&P 500 kemarin, dimana indek S&P 500 energi (.SPNY) alami kenaikan sebesar 1,7 persen.
Saham Chesapeake Energy Corp (CHK.N) alami kenaikan sebesar 17 persen menjadi $20,79 dan saham perusahaan ini menjadi saham dengan kenaikan tertinggi diantara komponen S&P 500 lainnya setelah Southwestern Energy Co (SWN.N) menyatakan bahwa mereka akan beli beberapa asset minyak dan gas di Marcellus dan Utica shalefield di West Virginia dan Pennsylvania dari Chesapeake.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami penurunan sebesar 24,5 poin atau 0,15 persen menjadi 16.117,24. S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 0,27 poin atau 0,01 persen menjadi 1.862,76. Nasdaq Composite (.IXIC) alami kenaikan sebesar 2,07 poin atau 0,05 persen menjadi 4.217,39.
Volume transaksi terlihat masih berada diatas rata-rata. Dimana ada sebanyak 9,9 milliar lembar saham yang berpindah tangan pada hari Kamis kemarin diatas rata-rata bulan ini, yaitu 8,4 milliar lembar saham.
Saham Netflix (NFLX.O) alami penurunan sebesar 19,4 persen menjadi $361,70 dan berikan kontribusi penurunan bagi S&P 500 dan Nasdaq 100.
Setelah pasar tutup, saham Google (GOOG.O) alami penurunan sebesar 2,7 persen menjadi $522 setelah hasil kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal tiga tahun ini terlihat biasa-biasa saja.
Walaupun Nasdaq dan S&P 500 ditutup dengan alami kenaikan, Dow tetap ditutup dengan alami penurunan, dan menjadi penurunan dalam enam sesi perdagangan berturut-turut, dan membuat indek saham blue-chips tersebut alami penurunan total tahun ini sebesar 2,8 persen.
Dukungan bagi kenaikan pasar juga datang dari Presiden Fed St.Louis James Bullard, yang sampaikan pernytaannya melalui Bloomberg Television. Ia menyatakan bahwa bank sentral Amerika ada kemungkinan untuk tetap keluarkan stimulus pembelian surat hutang untuk saat ini karena diperkirakan inflasi turun.
Data ekonomi, tunjukkan bahwa jobless claims atau klaim pengangguran alami penurunan mencapai level terendahnya dalam 14 tahun, dan data industrial output naik tajam untuk periode September.
Tetapi saat ini sifat keyakinan investor dapat dikatakan masih sangat rapuh, dan ada kemungkinan sentimen jual dapat kembali terjadi jika earning perusahaan-perusahaan Amerika gagal berikan keyakinan bagi pasar.
Selain earning dan data ekonomi, temuan korban virus Ebola yang telah sebabkan 1 orang korban meninggal dunia dan penurunan harga minyak masih tetap berikan kekhawatiran bagi pasar. S&P 500 untuk keseluruhan tahun ini masih turun sebesar 7,4 persen.
Kenaikan S&P 500 pada hari Rabu kemarin masih belum dapat membuatnya berada diatas moving average 200 hari.
Saham-saham sektor energi berikan sumbangan paling besar bagi kenaikan S&P 500 kemarin, dimana indek S&P 500 energi (.SPNY) alami kenaikan sebesar 1,7 persen.
Saham Chesapeake Energy Corp (CHK.N) alami kenaikan sebesar 17 persen menjadi $20,79 dan saham perusahaan ini menjadi saham dengan kenaikan tertinggi diantara komponen S&P 500 lainnya setelah Southwestern Energy Co (SWN.N) menyatakan bahwa mereka akan beli beberapa asset minyak dan gas di Marcellus dan Utica shalefield di West Virginia dan Pennsylvania dari Chesapeake.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami penurunan sebesar 24,5 poin atau 0,15 persen menjadi 16.117,24. S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 0,27 poin atau 0,01 persen menjadi 1.862,76. Nasdaq Composite (.IXIC) alami kenaikan sebesar 2,07 poin atau 0,05 persen menjadi 4.217,39.
Volume transaksi terlihat masih berada diatas rata-rata. Dimana ada sebanyak 9,9 milliar lembar saham yang berpindah tangan pada hari Kamis kemarin diatas rata-rata bulan ini, yaitu 8,4 milliar lembar saham.
Saham Netflix (NFLX.O) alami penurunan sebesar 19,4 persen menjadi $361,70 dan berikan kontribusi penurunan bagi S&P 500 dan Nasdaq 100.
Setelah pasar tutup, saham Google (GOOG.O) alami penurunan sebesar 2,7 persen menjadi $522 setelah hasil kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal tiga tahun ini terlihat biasa-biasa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar