Saham Asia bergerak positif hari ini menyusul penguatan Wall Street
yang didukung oleh optimisme mengenai kinerja keuangan korporat dan
prospek the Fed tetap menjalankan kebijakan akomodatif.
Indeks
Nikkei menguat 1,37%, turut didukung oleh pelemahan yen dan data output
industri Jepang yang naik 2,7%. Indeks Kospi menguat 0,86%. Indeks
Singapura STI naik 0,35. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melesat 0,88%.
Wall Street berlabuh di zona hijau semalam dengan ketiga indeks utama
berhasil mencatat kenaikan di atas 1%. Penguatan ini terjadi meski di
saat data ekonomi AS beragam, di mana durable goods orders mengecewakan
tapi sentimen konsumen di atas prediksi.
Kinerja keuangan korporat sejauh ini memuaskan, kondisi yang
mengurangi kekhawatiran akan prospek bisnis ke depan. Sebanyak 245
emiten dalam komponen S&P sudah melaporkan laba kuartal ketiganya,
73,5% di atas ekspektasi, menurut data Thomson Reuters. Selama empat
kuartal terakhir, 67% perusahaan mencatat lebih besar dari prediksi.
Fokus selanjutnya adalah rapat the Fed, yang kemungkinan mengumumkan
berakhirnya program pembelian obligasi atau yang dikenal dengan
Quantitative Easing (QE) 3. Sejak beberapa bulan lalu, the Fed memang
sudah memberi sinyalamen bakal mengakhiri program senlai $85 miliar per
bulan itu di akhir Oktober.
Namun, pasar lebih tertarik untuk mengetahui
apa yang akan dilakukan the Fed pasca berakhirnya program itu, terutama
mengenai apakah the Fed bisa menaikkan suku bunga pertengahan tahun
depan.
Dalam beberapa minggu terakhir, pasar melihat berkurangnya prospek
pengetatan seiring munculnya kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi
global. Ada pemikiran the Fed ingin mengamankan pemulihan dari dampak
perlambatan yang terjadi di belahan dunia lain, seperti Eropa dan
Jepang, atau bahkan China.
Alhasil, the Fed kemungkinan tetap
menjalankan kebijakan akomodatif untuk waktu yang masih lama meski
program pembelian obligasinya berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar