Saham Asia bergerak variatif hari ini menyusul koreksi
Wall Street setelah the Fed secara resmi mengakhiri program pembelian
obligasinya dan menyampaikan optimisme pada prospek ekonomi.
Indeks Nikkei menguat 0,61%, didorong oleh pelemahan yen ke 109 per dollar. Indeks Kospi menguat 0,2%, didukung oleh saham blu chips. Indeks Hang Seng melemah 0,25%. Di Wall Street, indeks Dow Jones meleamh 0,18% dan indeks S&P 500 turun 0,14%.
Pasca rapatnya, setelah menyatakan program QE senilai $85 miliar per bulan berakhir, the Fed mengatakan kebijakan masih akomodatif untuk waktu yang masih lama (considerable time). Tapi the Fed melihat semakin baiknya penciptaan lapangan kerja dan mulai kuatnya pondasi ekonomi. Pernyataan ini dianggap bernada hawkish sebagai bagian normalisasi kebijakan.
Saham global kemungkinan bergerak fluktuatif di saat investor mencerna pernyataan the Fed. Pelaku pasar kini harus menyesuaikan diri dulu dengan berakhirnya likuiditas murah, yang selama ini mendongkrak harga saham. Namun dalam jangka panjang, bila kondisi ekonomi global tidak seburuk yang ditakutkan, tren penguatan tetap berjalan.
Selain harus menyesuaikan diri tanpa kucuran dana the Fed, Faktor yang perlu diwaspadai dalam jangka pendek adalah isu perlambatan ekonomi China dan ancaman resesi di Eropa. Memasuki akhir tahun, ada potensi saham global perlu koreksi dulu.
Untuk malam nanti, fokus tertuju ke data PDB AS kuartal ketiga, yang diperkirakan melambat ke 3,0% dari 4,6%. Angka yang lebih baik dari prediksi bisa dianggap menegaskan pandangan the Fed, yang kemudian menekan Wall street.
Indeks Nikkei menguat 0,61%, didorong oleh pelemahan yen ke 109 per dollar. Indeks Kospi menguat 0,2%, didukung oleh saham blu chips. Indeks Hang Seng melemah 0,25%. Di Wall Street, indeks Dow Jones meleamh 0,18% dan indeks S&P 500 turun 0,14%.
Pasca rapatnya, setelah menyatakan program QE senilai $85 miliar per bulan berakhir, the Fed mengatakan kebijakan masih akomodatif untuk waktu yang masih lama (considerable time). Tapi the Fed melihat semakin baiknya penciptaan lapangan kerja dan mulai kuatnya pondasi ekonomi. Pernyataan ini dianggap bernada hawkish sebagai bagian normalisasi kebijakan.
Saham global kemungkinan bergerak fluktuatif di saat investor mencerna pernyataan the Fed. Pelaku pasar kini harus menyesuaikan diri dulu dengan berakhirnya likuiditas murah, yang selama ini mendongkrak harga saham. Namun dalam jangka panjang, bila kondisi ekonomi global tidak seburuk yang ditakutkan, tren penguatan tetap berjalan.
Selain harus menyesuaikan diri tanpa kucuran dana the Fed, Faktor yang perlu diwaspadai dalam jangka pendek adalah isu perlambatan ekonomi China dan ancaman resesi di Eropa. Memasuki akhir tahun, ada potensi saham global perlu koreksi dulu.
Untuk malam nanti, fokus tertuju ke data PDB AS kuartal ketiga, yang diperkirakan melambat ke 3,0% dari 4,6%. Angka yang lebih baik dari prediksi bisa dianggap menegaskan pandangan the Fed, yang kemudian menekan Wall street.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar