Saham Asia bergerak positif hari ini, rebound dari koreksi kemarin,
menyusul penguatan Wall Street dan spekulasi bakal ada stimulus dari
ECB.
Indeks
Nikkei menguat 1,9% berkat bargain hunting, meski dollar tidak berubah.
Indeks Kospi menguat 0,62%, mengikuti laju global. Indeks Hang Seng
menanjak 0,65%. Wall Street masih dalam jalur hijau, berkat reli saham
teknologi menyusul laporan keuangan Apple dan Texas Instruments. Laporan
earnings keduanya mengangkat indeks Nasdaq lebih dari 2%.
Indeks
S&P 500 naik 1,96%, terbesar dalam setahun. Indeks juga naik berkat
data perumahan AS.
Saham Eropa juga mencatat kenaikan, didorong oleh laporan dari
Reuters yang menyebutkan ECB sedang menyiapkan rencana untuk membeli
obligasi korporat, suatu bentuk Quantitative Easing (QE). Langkah ini
dapat menambah pasokan likuiditas di sistem keuangan. Bahkan ada isu ECB
kemarin membeli surat utang Italia.
Saham Jepang memimpin penguatan hari ini, selain karena dorongan
global, saham juga terangkat berkat data yang menunjukkan ekspor tumbuh
7% di September. Dalam perdagangan kemarin, sebagian indeks di Asia
terkoreksi karena aksi ambil untung menyusul penguatan tajam di sesi
sebelumnya. Selama beberapa sesi terakhir, saham regional bergerak
fluktuatif, dengan tekanan datang dari kekhawatiran mengenai prospek
ekonomi global, termasuk China.
Ada kerisauan ekonomi China bakal melambat dan mempengaruhi
pertumbuhan dunia. Data PDB China kemarin, meski lebih baik dari
prediksi, belum menghapus kerisauan itu. Penguatan yang terjadi hari ini
lebih didukung oleh faktor eksternal. Alhasil, masih perlu dibuktikan
apakah penguatan ini dapat bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar