BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Senin, 24 November 2014

Pemangkasan Rate China Belum Cukup Atasi Perlambatan

Pemangkasan suku bunga China disambut baik oleh pasar keuangan, menjadi katalis utama yang melambungkan bursa saham dunia. Namun para ekonom memperingatkan langkah itu bukanlah senjata pamungkas perlambatan ekonomi.
PBOC
Setelah menghindari pelonggaran moneter sekian lama, Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga Jumat lalu. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun, rate acuan dipangkas sebesar 40 bps menjadi 5,6% dan bunga simpanan sebesar 25 bps menjadi 2,75%.

Menurut sumber terkait, langkah itu diambil untuk mencegah deflasi, yang dapat memicu gagal bayar, kebangkrutan dan hilangnya lapangan kerja. Keputusan ini juga datang karena kecemasan pemerintah lokal berjuang untuk mengendalikan beban utang.  Selama ini, Beijing menolak memangkas suku bunga karena khawatir bisa memicu penggelembungan properti.

Namun banyak ekonom yang meragukan pemangkasan ini bisa berdampak banyak pada ekonomi. Mereka tidak yakin pemangkasan tersebut bisa mendorong pertumbuhan kredit. “Hal itu memang mengurangi risiko penurunan aktivitas ekonomi, tapi mungkin tidak mengubah skenario akan perlambatan yang lebih besar di 2015 dari 2014,” kata Bill Adams, ekonom senior dari PNC, seperti dikutip oleh CNBC. Menurutnya, pemangkasan tidak akan banyak mendorong pertumbuhan kredit yang saat ini rendah secara histroris.

Pertumbuhan kredit melambat tajam selama Oktober, hanya 548 miliar yuan, terendah ketiga sejak 2012.

Efektivitas pelonggaran ini akan bergantung pada apakah bank sentral melengkapinya dengan penyuntikan likuiditas, menurut Ting Lu, ekonom dari Bank of America Merril Lynch. Alhasil, PBOC perlu melanjutkan pelonggarannya dengan pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM). Ia memperkirakan pemangkasan
GWM bakal dilakukan Desember nanti.

Tidak sampai di sana, para ekonom sepakat bank sentral belum berhenti dan langkah kemarin merupakan awal dari siklus pelonggaran. Kami sudah lama meyakini pemangkasan seperti itu tak terelakkan karena dapat mengurangi beban utang, membantu kepercayaan bisnis dan mendorong permintaan,” kata Jian Chang, ekonom dari Barclays.  Ia kini memperkirakan pemangkasan dua kali lagi masing-masing sebesar 25 bps di semester pertama 2015.

Tidak ada komentar: