Saham Asia bergerak variatif hari ini, dengan beberapa
mencatat penguatan signifikan, meski performa Wall Street yang kurang
mengesankan akhir pekan lalu.
Saham AS berakhir flat akhir pekan lalu setelah data payroll di bawah prediksi tapi tingkat pengangguran turun. Non-farm payroll tumbuh 214.000 selama Oktober, lebih rendah dari prediksi 235.000. Tapi angka di atas 200 ribu tetap dianggap sehat. Sedangkan tingkat pengangguran turun 0,1% menjadi 5,8%.
Pertumbuhan lapangan kerja yang pesat dan penurunan tingkat pengangguran dianggap sebagai bentuk pemulihan ekonomi. Tapi Wall Street berakhir flat setelah investor melakukan aksi ambil untung dari reli sebelumnya yang membawa indeks ke rekor tertinggi.
Data hari ini menunjukkan inflasi China stabil di 1,6%, sesuai prediksi. Tapi bursa saham Hong Kong mendapat dorongan dari berita rencana integrasi perdagangan Hong Kong dan Shanghai akan dilakukan pada minggu depan. Rencana itu, yang merupakan bagian dari liberalisasi pasar modal China, sempat tertunda karena alasan teknis. Melalui program ini, investor global bisa membeli saham China dari bursa Hong Kong, sedangkan investor China bisa mengakses pasar Hong Kong. Indeks Hang Seng dibuka menguat 2,2%. Kini berkurang menjadi 1,7%,
Di Jepang, Indeks Nikkei melemah 0,46% menyusul penguatan yen. Ini merupakan koreksi setelah indeks menyentuh level tertinggi dalam 7 tahun Jumat lalu. Investor juga menelaah laporan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe mempertimbangkan pemilu mendadak bila menunda kenaikan pajak penjualan kedua. Di Korsel, indeks Kospi mengguat 1,1%, terangkat oleh reli saham unggulan, yang membawanya ke level tertinggi dalam 4 hari. Saham Hyundai Motor dan Samsung Electronics melonjak masing-masing 3%.
Pada dasarnya, valuasi saham dunia sudah cukup tinggi, seperti di AS, di mana indeks utama AS sudah mencetak rekor beberapa kali. Di Asia, indeks Nikkei meraih level tertinggi dalam 7 tahun dan indeks Hang Seng tertinggi dalam 2 tahun. Alhasil, perlu diwaspadai potensi koreksi. Dengan berakhirnya program pembelian obligasi the Fed, berarti berkurangnya pasokan likuiditas.
Saham AS berakhir flat akhir pekan lalu setelah data payroll di bawah prediksi tapi tingkat pengangguran turun. Non-farm payroll tumbuh 214.000 selama Oktober, lebih rendah dari prediksi 235.000. Tapi angka di atas 200 ribu tetap dianggap sehat. Sedangkan tingkat pengangguran turun 0,1% menjadi 5,8%.
Pertumbuhan lapangan kerja yang pesat dan penurunan tingkat pengangguran dianggap sebagai bentuk pemulihan ekonomi. Tapi Wall Street berakhir flat setelah investor melakukan aksi ambil untung dari reli sebelumnya yang membawa indeks ke rekor tertinggi.
Data hari ini menunjukkan inflasi China stabil di 1,6%, sesuai prediksi. Tapi bursa saham Hong Kong mendapat dorongan dari berita rencana integrasi perdagangan Hong Kong dan Shanghai akan dilakukan pada minggu depan. Rencana itu, yang merupakan bagian dari liberalisasi pasar modal China, sempat tertunda karena alasan teknis. Melalui program ini, investor global bisa membeli saham China dari bursa Hong Kong, sedangkan investor China bisa mengakses pasar Hong Kong. Indeks Hang Seng dibuka menguat 2,2%. Kini berkurang menjadi 1,7%,
Di Jepang, Indeks Nikkei melemah 0,46% menyusul penguatan yen. Ini merupakan koreksi setelah indeks menyentuh level tertinggi dalam 7 tahun Jumat lalu. Investor juga menelaah laporan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe mempertimbangkan pemilu mendadak bila menunda kenaikan pajak penjualan kedua. Di Korsel, indeks Kospi mengguat 1,1%, terangkat oleh reli saham unggulan, yang membawanya ke level tertinggi dalam 4 hari. Saham Hyundai Motor dan Samsung Electronics melonjak masing-masing 3%.
Pada dasarnya, valuasi saham dunia sudah cukup tinggi, seperti di AS, di mana indeks utama AS sudah mencetak rekor beberapa kali. Di Asia, indeks Nikkei meraih level tertinggi dalam 7 tahun dan indeks Hang Seng tertinggi dalam 2 tahun. Alhasil, perlu diwaspadai potensi koreksi. Dengan berakhirnya program pembelian obligasi the Fed, berarti berkurangnya pasokan likuiditas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar