Emas sedang menuju penguatan terbaiknya dalam 10 bulan setelah
rebound harga minyak mengangkat pamor emas sebagai lindung nilai
inflasi. Meski begitu, investor masih waspada menjelang data
ketenagakerjaan AS.
Hari ini di Asia, harga emas masih diperdagangkan pada kisaran sempit
setelah semalam mengalami koreksi 0,3%. Di minggu ini, emas telah
mengalami kenaikan sekitar 3%, kenaikan terbesar sejak Februari.
Pelaku pasar akan mencermati data nonfarm Payroll AS yang akan dirilis
malam nanti. Data tersebut akan mengukur sejauh mana kekuatan ekonomi AS
serta prospek kebijakan the Fed. Data tersebut diperkirakan adanya
penambahan tenaga kerja baru 230.000 di bulan lalu dan tingkat
pengangguran tetap bertahan di 5,8%.
Jika data tersebut lebih baik dari perkiraan, maka bisa memunculkan
spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan. Kenaikan
suku bunga akan menguragi daya tarik emas sebagai investasi alternatif.
Namun jika ternyata data tersebut lebih buruk dari perkiraan, maka pamor
safe haven emas bisa kembali terangkat. Dalam beberapa bulan terakhir,
solidnya data-data ekonomi AS dan penguatan dollar telah menekan harga.
Sementara dari sisi teknikal, belum terlihat adanya perubahan trend
secara signikan. Harga masih bergerak di atas MA 10, indikasi trend
jangka pendek masih bullish. Namun begitu, perlu diwaspadai bahwa
indikator stochastic sudah overbought, menunjukkan penguatan mulai
terbatas. Harga juga gagal bertahan di atas resistance $1215. Hal ini
membuka potensi koreksi lanjutan untuk menguji kembali area support di
$1.185 – $1.192. Trend bullish jangka pendek berakhir jika kemudian
support tersebut ditembus.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar