Nikkei
Indeks Nikkei berhasil menorehkan penutupan tertinggi
barunya dalam tujuh tahun terakhir kemarin. Selain dari pelemahan yen
yang mendorong indeks, meningkatnya pembelanjaan korporat turut angkat
sentiment dan berimbas pada saham permesinan. Sementara itu, saham
maskapai melanjutkan kenaikannya seiring dengan jatuhnya minyak dunia.
Indeks Nikkei ditutup menguat 130,25 poin, atau 0,75%, ke posisi
17.590,10.
Indeks Nikkei mengalami kemunduran hari ini, dimana
indeks menjauh dari level penutupan sebelumnya.
Selain itu, yield atau
imbal hasil obligasi pemerintah catat kenaikan. Kenaikan yield obligasi
dikarenakan Moodys Investors Services, lembaga pemeringkat modal,
menurunkan peringkat kredit Jepang satu tingkat menjadi Aa3 dari A1.
Kabar ini menambah kecemasan akan perekonomian Jepang dan mendorong
pelemahan yen.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi melemah lebih dari 0,79% kemarin menyusul
jatuhnya harga minyak dunia yang membuat saham terkait terkena
imbasnya. Ditambah lagi data ekspor Korsel yang turun menjadi 1,9% di
Nopember.
SK Innovation jatuh 4,55%, S-Oil kehilangan 4,63%. Turunnya
harga member ikeuntungan bagi sektor maskapai, dimana Korea Air Lines Co
naik 5,95%. Indeks Kospi ditutup turun 15,56 poin, atau 0,79%, ke
posisi 1.965,22.
Terlihat pagi ini, indeks Kospi masih melemah pada
awal perdagangan menyusul jatuhnya indeks utama Wall Street. Meski
melemah, aksi bargain hunting diperkirakan terjadi setelah kemarin
indeks berada di level terendahnya dalam satu minggu. Saham energi
diperkirakan rebound seiring naiknya harga minyak dunia di $68/barel
setelah sempat ke $63/barel .
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng kemarin mencatat penurunan harian
terbesarnya kemarin sejak Februari lalu. Sentimen negatif dipicu
aktivitas manufaktur China semakin kehilangn momentum dan menegaskan
tantangan ekonomi dan menimbulkan spekulasi perlunya intervensi dari
pemerintah. Indeks PMI manufaktur China turun ke 50,3 di Nopember dari
50,8 di Oktober. Indeks Hang Seng ditutup jatuh 620,00 poin, atau 2,58%,
ke 23.367,45.
Jatuhnya indeks Wall Street karena melambatnya
aktivitas manufaktur AS di Nopember menjadi 58,7, turun 0,3 dari bulan
Oktober 59. Faktor ini masih membebani indeks Hang Seng. Namun dengan
jatuh tajamnya indeks Hang Seng kemarin, diperkirakan aksi bargain
hunting terjadi, seiring rebound-nya harga emas dan minyak, sehingga
dapat menguntungkan saham terkait atau pun saham-saham bervaluasi rendah
lainnya.
Rekomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar