Minyak jatuh kembali hari ini akibat laporan yang menunjukkan
bertambahnya cadangan AS, setelah sempat rebound kemarin karena
kejatuhan dollar.
American
Petroleum Institute (API) semalam melaporkan stok minyak AS naik 2,3
juta barel minggu lalu. Data ini menimbulkan kekhawatiran laporan versi
Energy Information Administration (EIA) nanti malam juga akan
menunjukkan kenaikan. Kenaikan dalam laporan EIA, yang lebih
diperhatikan dari API, tentunya bisa menambah tekanan ke harga, yang
sudah menyentuh level terendah dalam 3,5 bulan.
Harga terus jatuh sejak bulan lalu karena pasokan yang berlimpah, di
mana OPEC dan negara produsen lainnya membuat pasokan melebihi
permintaan. Output negara-negara OPEC masih di atas kuota, demi menjaga
pangsa pasar dari minyak produsen luar anggota. sedangkan AS terus
menggali shale oil-nya. Rusia, yang juga merupakan produsen di luar
OPEC, berproduksi di tengah resesi ekonomi.
Harga minyak juga tertekan karena kesepakatan nuklir Iran dan Barat.
Kesepakatan itu, yang ditujukan untuk membatasi program nuklir Iran agar
tidak membuat senjata, bsia mengakhiri sanksi ekonomi atas Republik
Islam itu, yang memberinya peluang untuk menambah ekspor minyaknya.
Tekanan ke harga juga datang dari penguatan dollar di tengah prospek
kenaikan suku bunga the Fed. Dollar melambung setelah Ketua the Fed
Janet Yellen minggu lalu mengatakan kenaikan bisa terjadi sebelum 2016.
Reli semakin tajam setelah Presiden the Fed distrik St. Louis James
Bullard mengatakan pihaknya kemungkinan menaikkan suku bunga di
September nanti bila inflasi mendekati target dan tingkat pengangguran
ke bawah 5%.
Minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman Agustus turun 73 sen ke
$50,11 per barel. Penutupan di bawah level psikologis $50 menjadi
bearish continuation dengan target $49-48. Ke atas, harga sepertinya
masih sulit melewati resistance $52,00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar